Oleh Prof Dr Haryono Suyono
USAHA pengembangan ekonomi kerakyatan dengan dukungan modal awal berupa upaya untuk menggerakkan budaya menabung dan mengambil kredit melalui Bank makin marak. Setelah berjalan sukses di pulau Jawa, antara lain di seluruh Kabupaten di Jawa Timur, utamanya di Pacitan, Malang dan daerah lainnya, Yogyakarta, DKI Jakarta dan daerah lainnya, sejak akhir tahun 2013, mulai juga berkembang di wilayah Sumatera Selatan. Bank Perkreditan Rakyat milik Pemerintah Daerah yang menjadi anggota Perbamida di daerah-daerah itu mulai melaksanakan Skim Tabur Puja yang berisi Gerakan Sadar Menabung dan Kredit Mikro ini dengan baik.
Melalui beberapa lembaga keuangan seperti Koperasi Sudara Indra di Jakarta, Bank UMKM Jawa Timur di seluruh kabupaten dan kota di Jawa Timur dan koperasi atau Bank di daerah lainnya, telah dihimpun dana sekitar Rp. 3,6 milyar berupa tabungan Tabur Puja dari keluarga yang semula termasuk dalam kategori pra sejahtera. Kepada mereka, sampai dengan bulan Desember 2013, telah disalurkan kredit Tabur Puja secara kumulatif kepada 365.642 keluarga sebagai nasabah, dengan jumlah kredit secara kumulatif lebih dari Rp. 515 milyar dengan rata-rata untuk setiap nasabahnya sebesar Rp. 1,409 juta.
Yang sangat menarik adalah bahwa kredit yang diambil oleh keluarga yang tergabung dalam Posdaya itu ternyata mempunyai Non Peforming Loan (NPL) nol persen alias tidak ada tunggakan cicilan, suatu prestasi yang membesarkan hati oleh keluarga yang semula dianggap tidak layak kredit.
Perluasan ke Sumatera Selatan ternyata berjalan dengan baik. Bank BPR Sumsel yang melayani Skim Tabur Puja dengan “menjemput bola”, atau dengan mengunjungi calon nasabah di tempat berkumpulnya mereka dalam kegiatan Posdaya, ternyata secara massal dapat dilakukan penjelasan tentang ajakan menabung dan cara mengambil kredit Tabur Puja. Keluarga yang semula mendapat kesulitan menambah modal atau mencari modal untuk memulai usahanya, dengan mudah dan dengan pertolongan tetangganya dapat mulai bersatu membuat kelompok-kelompok kecil yang akrab. Kelompok-kelompok kecil itu saling memperkuat kepercayaan antar anggotanya dan berjanji untuk saling “tanggung renteng”. Artinya kalau nanti seseorang dari anggota kelompok ini belum sempat membayar cicilan pada waktunya, teman satu kelompok akan membayarnya terlebih dulu.
Persatuan antar keluarga yang lebih mampu dan rekannya itu menjadi inti dari kegiatan gotong royong di dalam kelompok Posdaya. Persatuan dan kesatuan menjadi inti dari masyarakat gotong royong Indonesia yang kuat. Budaya ini yang menjadikan Skim Tabur Puja bisa memberikan kredit tanpa agunan.
Pengalaman di Jawa dan Sumatera Selatan ini sedang diproses untuk dikembangkan di Provinsi Gorontalo salah satu Provinsi di luar Jawa yang mempunyai forum Posdaya sangat luas dan berhasil. Salah satu Kabupaten yang sedang merintis usaha ini adalah Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo Utara. Bupati Boalemo, Drs. H. Rum Pagau, sangat yakin bahwa Bank Sulut Cabang Boalemo akan siap menjadi pelaksana dari Gerakan Sadar Menabung yang diikuti dengan pemberian Kredit Tabur Puja tersebut. Bupati akan berusaha meyakinkan bahwa pelaksanaan skim ini akan banyak menguntungkan rakyat karena bisa menjadi pengungkit pembangunan budaya rajin menabung dan mempergunakan modal bank, biarpun kecil, untuk mulai usaha yang nantinya bisa menjadi sangat besar dan menguntungkan.
Di Kabupaten Boalemo pada tingkat awal ditargetkan sekitar 1000 keluarga anggota Posdaya untuk diajak menabung dan dipersiapkan menjadi penerima kredit Tabur Puja. Keluarga miskin yang bergerak dalam gerakan sadar menabung dan bersedia menabung secara rajin akan diberikan insentif untuk menerima kredit dengan potongan bunga yang sangat signifikan dan hanya diharuskan membayar biaya manajemen bank untuk pelayanan tabungan dan kredit saja. Dengan cara itu pada tahun kedua, manakala usaha keluarga pra sejahtera sudah maju, keluarga yang semula mendapat subsidi itu akan mampu membayar bunga secara normal dan kalau perlu mendapatkan kredit yang lebih besar. Kredit dengan jumlah lebih besar itu akan mampu diagun secara pribadi dari jumlah tabungan yang sudah terkumpul sejak bergabung dengan Skim Tabur Puja yang ada.
Di Kabupaten Gorontalo Utara yang perkembangan Posdayanya sangat pesat sedang dijajagi untuk mendapatkan Skim Tabur Puja dengan dukungan Bank setempat. Bupati Gorut yang sangat antusias telah mengirim beberapa calon pemimpin Posdaya dari seluruh kecamatan dan banyak desa ke Jakarta untuk mengikuti pelatihan pembentukan dan pembinaan Posdaya. Calon-calon pelatih itu telah meninjau kegiatan Posdaya di Bogor, Bekasi dan Jakarta dan yakin bisa membentuk dan membina Posdaya di daerahnya. Mereka juga ingin mengisi Posdaya yang dibentuknya dengan kegiatan ekonomi kerakyatan antara lain dengan gerakan sadar menabung dan mengambil kredit Tabur Puja untuk rakyat kecil di pedesaan.
Seperti di Jawa yang sudah marak, ajakan menabung dan kredit Tabur Puja ini tidak mengurangi atau menghambat pemberian bantuan langsung oleh jajaran pemerintah seperti modal yang disediakan oleh PNPM Mandiri atau modal awal oleh Koperasi atau bantuan sosial lainnya. Kredit Tabur Puja intinya adalah memperkenalkan keluarga pra sejahtera yang berusaha mulai mengenal bank yang mempunyai dana hampir tidak terbatas sehingga apabila usaha mereka berhasil dapat menambah investasinya dengan leluasa.
Pengalaman membayar angsuran dengan baik akan merupakan track records yang baik sebagai nasabah bank. Keluarga pra sejahtera menjadi nasabah terpercaya. (Prof. Dr. Haryono Suyono, mantan Menko Kesra RI, www.haryono.com).