JAKARTA (Pos Sore) — Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, para produsen Indonesia wajib melakukan persiapan secara maksimal agar produk-produknya bisa bersaing dengan produk dari negara kawasan Asia Tenggara.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengungkapkan ada strategi khusus yang bisa diterapkan oleh para pelaku usaha agar mampu bersaing dengan baik.
Strategi tersebut yaitu dengan deferensiasi. “Kuncinya, kita harus membangun strategi deferensiasi. Kita harus bisa membawa identitas Indonesia sebagai sebuah produk yang punya nilai tertentu,” ujarnya, kemarin.
Dijelaskan, strategi deferensiasi ini dapat diterapkan pada berbagai macam produk yang dihasilkan oleh Indonesia sehinggatidak mampu oleh negara-negara lain.
“Seperti batik yang punya ya Indonesia. Kemudian furnitur, minyak goreng, produk karet, mobil dan elektornik jenis tertentu yang punya hanya Indonesia.”
“Seperti batik yang punya ya Indonesia. Kemudian furnitur, minyak goreng, produk karet, mobil dan elektornik jenis tertentu yang punya hanya Indonesia. Misalnya sama-sama sepatu, negara lain masuk ke sepatu lari, kita masuk ke sepatu sepakbola, seperti itu,” lanjutnya.
Dia mencontohkan persaingan Indonesia dengan China melalui perjanjian dagang antar kedua negara. Meski berat untuk dapat bersaingan dengan produk-produk China, namun dengan strategi deferensiasi ini produk Indonesia masih bisa bernafas lega.
“Kita harus bersaing dengan produk China, ini berat banget. Meski mereka sudah mengalami tekanan dengan naiknya upah buruh yang tadinya jadi keunggulan mereka. Jadi kalau kita bertempur pada efisiensi akan berat, belajar dari situ kita harus tekankan pada diferensiasi. Kalau kita bisa bersiang hingga masuk ke pasar China, itu berarti kita punya bersaing dengan manapun,” tegas Bayu.
“RI lebih pilih berkolaborasi daripada berkompetisi. Jika Filipina berkonsentrasi pada rumput laut untuk makanan, Indonesia bisa berkonsentrasi rumput laut sebagai bahan lain termasuk untuk biofuel.”
Selain itu, adanya perjanjian pada komoditas rumput laut antara Indonesia dengan Filipina. Dalam hal ini, Indonesia menampilkan deferensiasi produk rumput laut asal Indonesia.
“RI lebih pilih berkolaborasi daripada berkompetisi. Jika Filipina berkonsentrasi pada rumput laut untuk makanan, Indonesia bisa berkonsentrasi rumput laut sebagai bahan lain termasuk untuk biofuel. Itu artinya Indonesia semakin bisa menunjukan bagaimana deferensiasi kita,” kata Bayu.(fitri)