Oleh Prof. Dr. Haryono Suyono
MENJELANG Hari Anak dan Remaja tanggal 23 Juli nanti, dalam hiruk pikuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Dr. Adhyaksa Dault, MSi bersama Ketua Umum Hipprada, Prof. Dr. Haryono Suyono, menyatukan langkah mengajak generasi muda bergegas membangun karakter unggul melalui pengembangan Pramuka berbasis masyarakat di desa dan kelurahan. Pramuka menyatukan diri bergotong royong membangun karakter dan kepedulian sesama anak bangsa. Pembangunan karakter gerakan kepanduan atau kepramukaan dunia itu menjadi ciri utama yang diyakini kalau dilakukan sejak dini, disemai dan diperlihara dengan baik serta diteladani dengan sungguh-sungguh, menjadi budaya yang melekat kepada setiap individu sampai akhir jaman.
Tekad gerakan Pramuka yang didukung oleh keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang memberikan kesempatan kepada setiap sekolah untuk memberlakukan gerakan dan keikut-sertaan anak didik dalam gerakan Pramuka, sebagai bahan ajar ekstra kurikuler, mengharuskan setiap sekolah memberikan pendidikan jiwa dan semangat kepramukaan kepada setiap anak didik. Setiap sekolah secara sungguh-sungguh mendidik anak didik berperilaku sebagai pandu atau pramuka sejati dimanapun mereka berada.
Karena anak didik tidak seluruhnya ada di sekolah, yang secara langsung dituntun, diamong dan diawasi oleh guru-gurunya, maka seperti diajarkan Ki Hadjar Dewantara, perlu dipadukan antara sekolah, keluarga dan masyarakat dalam proses pendidikan jiwa, karakter dan semangat persatuan dan kesatuan, jiwa dan semangat kepanduan yang peduli terhadap sesama. Pendidikan dan pengajaran dalam tiga lembaga yang menyatu dan membawakan pesan yang sama itu akan menjadi kekuatan dinamis dalam mengantar anak didik sejak dini menuju kepada penerimaan dan pelestarian budaya kepanduan terhadap setiap anak Indonesia.
Oleh karena itu, Ka Kwarnas yang bertanggung jawab terhadap upaya pengembangan jiwa dan semangat kepanduan itu secara tegas menyambut baik ajakan Ketua Umum Hipprada, yang anggotanya mantan Pramuka berusia diatas 24 tahun, untuk bahu membahu bekerja sama dengan keluarga dan masyarakat peduli yang tergabung dalam Posdaya di seluruh desa membangun gerakan Pramuka berbasis wilayah atau Pramuka berbasis masyarakat di desa.
Gerakan itu disambut baik di Jawa Tengah, di DKI Jakarta, Lampung dan daerah lainnya. Melalui penanda-tanganan MOU di Jawa Tengah, di DKI Jakarta dan kesepakatan dengan Gubernur Provinsi Lampung, gagasan itu diikuti pelatihan dan pembentukan Gugus Depan wilayah di banyak desa. Di Jawa Tengah konon telah terbentuk sekitar 91 Gugus Depan berbasis desa yang tersebar di banyak kabupaten/kota. Di DKI Jakarta sejak tanggal 1 Juni yang lalu telah terbentuk Gugus Depan di wilayah Jakarta Selatan dan sekitarnya.
Ka Kwarda Jateng, Prof. Dr. S. Budi Prayitno telah bertekad melanjutkan program itu di kabupaten lainnya agar terpamcar kesinambungan antara Pramuka berbasis sekolah dan Pramuka berbasis wilayah. Sedangkan Ka Kwarda DKI Jakarta, Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni, SH, MSi ingin agar di seluruh kota dan kabupaten di DKI Jakarta, dalam rangka meningkatkan mutu gerakan Pramuka di sekolah, diikuti secara paralel dengan pembentukan Gugus Depan Pramuka berbasis wilayah.
Hipprada yang selama ini bekerja sama dengan Yayasan Damandiri ikut menangani pembentukan Posdaya di desa-desa bersama jajaran Perguruan Tinggi melalui KKN tematik Posdaya, mengharapkan agar upaya pengembangan gugus depan itu dikaitkan dengan ajakan kepada generasi muda untuk bersatu dalam kebersamaan dan gotong royong menjadi agen pembangunan yang nyata di desa.
Pengembangan jiwa, semangat dan partisipasi semua kalangan dalam Gerakan Pramuka sungguh akan mengantar generasi muda menjadi pemimpin bangsa dengan karakter unggul yang bersatu secara gotong royong dalam semangat peduli sesama anak bangsa. Mereka diharapkan menjadi pemimpin masa depan yang terpercaya yang dengan kasih sayang siap membangun bangsa dan negaranya dengan baik. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Umum Hipprada)