-1.4 C
New York
11/02/2025
Aktual

Remaja Berperan Sosialisasi Tunda Pernikahan Dini

JAKARTA (Pos Sore) — Sebanyak 48% remaja Indonesia menikah di bawah usia 20 tahun, sementara jumlah anak yang menikah di bawah usia 15 tahun mencapai lima persen. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pun mencari cara menyadarkan remaja agar tak menikah dini.

“Kita mulai imbau dan sadarkan remaja, ada 9 juta remaja tingkat SMA, kita masukkan pemahaman risiko menikah dini kepada mereka dengan bahasa mereka supaya mereka bisa menunda pernikahan sampai usianya matang. Sosialisasi yang dilakukan kalangan pear group biasanya lebih mudah teman sebaya,” kata Kepala BKKBN Prof Dr Fasli Jalal, PhD, SpGK, di kantor Kemenkes, Senin (28/4).

Nantinya, diharapkan para siswa bisa mengajak teman-temannya untuk menunda pernikahan sampai usianya matang. “Ketika usianya sudah matang yakni wanita berusia 21 tahun dan pria 25 tahun dan pasangan sudah siap memiliki anak, BKKBN menyediakan program bina keluarga remaja,” tambah Fasli.

Setelah melahirkan, pasangan suami istri akan diberikan pengetahuan seputar pengasuhan anak melalui program bina keluarga balita. BKKBN juga menyediakan KB pasca persalinan atau pasca keguguran agar jarak kehamilan tidak terlalu dekat.

“Risiko kematian ibu akan semakin besar jika jarak kehamilan terlalu dekat, kehamilan terlalu sering, dan usia wanita saat hamil terlalu muda atau bahkan terlalu tua. Target cakupan ber-KB sendiri di tahun 2014 yakni 61 persen sedangkan cakupan ber-KB di tahun 2012 sebesar 57,9 persen,” paparnya.

Menurutnya, kalau semua ibu yang melahirkan langsung dipasang KB untuk menjaga jarak kehamilan, lompatan angka partisipasi KB bisa tinggi. Jarak ini aman, risiko kematian ibu di persalinan selanjutnya bisa berkurang. (tety)

Leave a Comment