JAKARTA (Pos Sore) — Kementerian Kelautan dan Perikanan terus mengkampanyekan program ‘Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat’ (PUGAR).
Tujuannya, untuk memenuhi tingginya kebutuhan produk garam di Tanah Air serta meningkatkan harga jual garam tradisional yang sampai saat ini masih rendah. Ini demi tercapainya Industrialisasi Garam Nasional.
Kampanye ini difokuskan di sentra garam, seperti di daerah Sumenep, Madura. “Ini untuk meningkatkan kesejahteraan para petani garam lewat produksi garam berkualitas industri,” tandas Sudirman Saad, Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan, kemarin, dalam diskusi media.
Di sentra-sentra ini, pemerintah bersama dinas-dinas setempat memberikan bantuan, pembinaan, sekaligus sosialisasi secara intensif kepada para petambak garam. Antara lain bantuan alat pemurnian garam berteknologi ulir filter pada September 2013.
“Selama ini harga jual garam krosok (tradisional) yang dihasilkan para petani masih rendah. Lewat pengenalan inovasi dan teknologi pengolah garam ini diharapkan kesejahteraan petambak garam meningkat,” tegasnya.
Bantuan teknologi itu dapat membantu uji mutu garam, mengemasnya, dan mengedukasi strategi branding serta marketing. Dengan demikian, petani garam dapat meningkatkan kualitas garamnya dari garam krosok menjadi garam industri.
Dikatakan, saat ini, garam krosok yang diproduksi petambak di Madura hanya laku dijual Rp 150 per kilogram. Sementara garam berkualitas yang kini dihasilkan dan dikemas bisa mencapai Rp450 per kemasan, yang isinya 240 gram.
Berkat bantuan teknologi itu, jika pada 2011 Madura mampu menghasilkan 154.275 ton garam, pada 2012 Madura mampu menghasilkan 213.887 ton garam. (tety)