28.9 C
New York
27/07/2024
Aktual

Posdaya Fatahillah, Kembangkan Budidaya Jamur Tiram

HIDANGAN sate jamur, tumis jamur, peyek jamur, es krim jamur serta beragam olahan berasal dari jamur lainya menjadi jamuan istimewa saat tamu  menyambangi kediaman Nur Wahid Hasyim, Ketua Posdaya  Masjid Fatahillah yang terletak  di Dusun Kalipakem, Donomulyo, Kabupaten Malang, Jawa Timur.Jamur-jamur yang penuh gizi tinggi tersebut diolah secara alami tanpa bahan pengawet. Soal rasa, jangan tanya, tak kalah nikmat dengan makanan ala restoran bintang lima. Hidangan tambah nikmat lantaran dilengkapi hangatnya kopi rempah yang juga asli produk Posdaya. “Ini semua produk Posdaya. Asli karya warga Kalipakem…,” kata Nur Wahid.

Jamur tiram serta olahannya memang menjadi produk unggulan Posdaya Fatahillah. Dari usaha budidaya jamur tiram itu, telah terbukti mampu menambah penghasilan bagi sejumlah keluarga di wilayah yang terbilang terpencil, yang  berada paling Selatan, Kabupaten Malang, Jatim itu. Sekitar 80 Km dari Kota Malang. “Dulu, sebelum bergabung dengan Posdaya, saya sangat sulit menggerakkan masyarakat setempat untuk menyakinkan usaha jamur sebagai satu cara penopang kebutuhan hidup sehari-hari. Justru berbagai penolakan dan cibiran yang kami terima,” Nur Wahid mengisahkan sulitnya merintis usaha budidaya jamur.

“Sarjana kok ending– nya ke pasar setor panen jamur setiap hari!”  Itu salah satu ejekan masyarakat yang diterima Nur Wahid.

Tapi lulusan teknik ITN Malang (2005) tersebut tak berkecil hati. Cibiran-cibiran itu justru menjadi pemicu semangatnya untuk berbuat lebih baik. Mundur dari pekerjaan sebagai supervisor di salah satu perusahaan makanan, tahun 2008, Nur Wahid mulai merintis budidaya jamur tiram .Ia memaparkan bahwa ia kurang sepakat dengan sistem perusahaan yang menganggap manusia layaknya mesin tanpa hati dan akal. Keputusan pengunduran dirinya didukung pula oleh keluhan sang istri.  Dari sinilah, usai  mendapat kesempatan mengikuti pelatihan budidaya jamur di Blitar,  ia langsung mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dengan merintis rekadaya jamur.

Dengan modal dana seadanya, ia mulai bisnis kecil-kecilan. Menyetor hasil jamur ke pedagang-pedagang sayur keliling. Mesin oven yang dibutuhkan pun ia rangkai sendiri dengan bekal ilmu teknik yang dimilikinya karena lebih hemat biaya. Peminjaman modal untuk merintis usahanya selalu mendapat penolakan, karena ia tak memiliki jaminan yang lebih tinggi dari total biaya yang dipinjamnya. Itu pun tidak membuatnya putus asa. Ia terus bertekad usaha budidaya jamur tiramnya. Jalan sukses akhirnya ditemukan setelah mengikuti pelatihan Posdaya yang dibuat mahasiswa KKN UIN, Maliki Ibrahim.

Awalnya ia bergabung dengan Posdaya Manarussalam, Dusun Karangrejo–Donomulyo pada Juli 2010.  “Setelah ikut pelatihan dan mengerti serta memahami subtansi dari konsep Posdaya itu, saya akhirnya membentuk Posdaya di desa sendiri,” ungkapnya.

Seiring berjalannya waktu, kini Nur Wahid mampu membentuk 20 Posdaya di seluruh kecamatan Donomulyo. Delapan Posdaya menjadikan budidaya jamur tiram sebagai unggulan. Posdaya Fatahilah, menjadi sentra Posdaya yang yang tersebar se-Kecamatan Donomulyo.

Budidaya jamur tiram dilakukan mulai dari pembibitan, penanamam, perawatan, panen, pengolahan serta pemasaran. Posdaya Fatahillah sebagai sentra usaha memproduksi log (media tanam) bagi jamur tiram. Setiap anggota Posdaya membeli log seharga Rp 2 ribu per log dengan jumlah minimal 500 log yang akan ditanam di kumbung atau rumah jamur di rumah masing-masing. Hasil panen jamur dari anggota akan dibeli kembali oleh Posdaya yang akan dipasarkan kembali ke sentra-sentra pasar sekitar Donomulyo. “Agar menghasilkan jamur yang berkualitas, sebelumnya anggota Posdaya diberi pelatihan cara perawatan jamur. Termasuk segala kendala seperti hama dan gagal tumbuh,” jelas Nur.

Posdaya Fatahillah memang membawa berkah langsung bagi seluruh kalangan, termasuk lansia. Dengan kegiatan ekonomi produktif budidaya jamur tiram, penduduk lansia juga mendapat untung.  Salah satunya, Susiani, perempuan lansia ini merasakan dampak langsung positif hadirnya Posdaya. Dia bersama suami yang hidup berdua lantaran ditinggal anak-anaknya yang sudah dewasa merasa terbantu mengisi hari-hari tua dengan kegiatan ekonomi produktif budidaya jamu tiram.  Sementara Yeni Susilawati anggota Posdaya lainnya merasakan manfaat yang sama. Menurut ibu rumah tangga ini, dengan usaha budidaya jamur tiram dia dapat membantu pendapatkan keluarga.

Menurut Nur Wahid kendala paling berat dalam membangun Posdaya adalah merubah pola pikir masyarakat. Kendati demikian ia menegaskan, pasar jamur tiram dan olahannya cukup menjanjikan. Saat ini Posdaya Fatahilah sudah kewalahan memenuhi permintaan pasar jamur tiram di sekitar Donomulyo. (hari/gemari)

 

Leave a Comment