21.7 C
New York
23/09/2023
Aktual Nasional Pendidikan

Politeknik Negeri “Naik Kelas”, Sebanyak 1.024 Peserta SBMPN “Berebut” Kursi Polimedia

JAKARTA (Pos Sore) — Sebanyak 1.024 calon mahasiswa mengikuti Seleksi Bersama Masuk Politeknik Negeri (SBMPN) di Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia), Selasa, (15/6/2021). Karena masih pandemi Covid-19, SBMPN dilakukan dua sesi, pagi dan siang.

Ada 9 program studi D3 yang dipilih para peserta yakni Teknik Grafika, Teknik Kemasan, Teknik Pemeliharaan Mesin, Desain Grafis, Penerbitan, Periklanan, Penyiaran, Fotografi dan Seni Kuliner.

Direktur Politeknik Negeri Media Kreatif Dr. Purnomo Ananto, MM, bersyukur banyak calon mahasiswa baru yang mendaftar melalui SBMPN, menempatkan Polimedia sebagai pilihan pertama.

“Mereka yang memang memiliki minat bidang tertentu, seperti animasi, 58 persen lebih langsung pilih Polimedia sebagai pilihan pertama,” tambahnya sumringah yang ditemui di sela SBMPTN.

Purnomo patut merasa bersyukur karena selama ini politeknik kerap dipandang sebelah mata. Tidak heran, dalam seleksi mahasiswa baru, politeknik menjadi alternatif kedua setelah tidak tembus universitas.

Menurutnya, adanya Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) memungkinkan politeknik negeri mendapatkan input calon mahasiswa yang lebih baik.

Karena itu, Polimedia berkomitmen akan terus bergabung dalam model seleksi yang digelar Lembaga Test Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) baik SNMPTN maupun SBMPTN.

“Bergabung dengan sistem seleksi nasional melalui SBMPTN maupun SNMPTN justeru membuat politeknik menjadi naik kelas. Saya tidak berpikir bakal kalah bersaing dengan universitas,” tuturnya.

Ia menilai, saat ini telah terjadi perubahan mindset di masyarakat bahwa kuliah tidak lagi semata mengejar ijazah. Karena itu, ia yakin politeknik akan semakin diminati masyarakat.

“Tren pendidikan masa depan lebih bertumpu pada penguasaan kompetensi kerja, dan bukan lagi angka-angka yang tertera pada selembar ijazah,” tandasnya.

Tahun ini menjadi tahun kedua polimedia negeri bergabung dalam sistem seleksi SNMPTN maupun SBMPTN. Untuk sistem di bawah kelola LTMPT ini, Polimedia membuka lima prodi yakni Animasi, Desain Mode, Pengelolaan Perhotelan, Teknologi Rekayasa Multimedia, Pengelolaan Perhotelan, Teknologi Permainan dan Teknologi Rekayasa Multi Media.

Hal lain yang membanggakan bagi Purnomo, Score UTBK SBMPTN Polimedia juga terus meningkat. Tahun ini banyak peserta yang mendapatkan score di atas 625 atau hampir setara dengan score rata-rata universitas ternama seperti ITB, UI, UGM dan lainnya untuk kelompok Soshum (Sosial Humaniora).

Karena itu, saat ini tidak ada alasan bagi Politeknik untuk merasa minder. Justeru dibukanya program vokasi di beberapa universitas besar, menjadi bukti bahwa pendidikan vokasi semakin diminati masyarakat.

Terlebih kini Politeknik membuka program studi sarjana terapan (D4) yang setara dengan S1 di universitas. Program sarjana terapan ini dapat menjadi pilihan bagi mereka yang memang menginginkan tetap mendapatkan pengakuan sebagai sarjana.

Purnomo mengakui, untuk membuat Polimedia semakin diminati masyarakat, pihaknya terus melakukan kajian dan pembukaan prodi baru yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

Beberapa prodi yang ada, juga masih dikaji untuk diupgrade ke jenjang sarjana terapan (D4) guna memenuhi keinginan masyarakat dan dunia industri.

“Meski demikian, Polimedia masih mempertahankan jenjang D3, dengan alasan tuntutan dunia kerja. Banyak dunia industri yang memang membutuhkan lulusan siap kerja setara D3. Dan ini memungkinkan karena Kemendikbudristek memang mengizinkan,” jelasnya.

Purnomo mengimbau agar direktur politeknik negeri tetap bergabung dalam sistem seleksi yang digelar LTMPT. Bergabung ke model seleksi LTMPT yang akuntabel, kredibel, transparan dan didukung oleh teknologi canggih, membuat Politeknik semakin naik kelas.

Ia juga meyakini nanti politeknik akan diburu masyarakat sebagai lembaga pendidikan tinggi pilihan. Kuncinya, bagaimana politeknik terus meningkatkan mutu dan kualitas serta memperluas jaringan kemitraan dengan dunia industri.

“Bermitra dengan dunia industri tidak hanya sekedar sebagai tempat magang mahasiswa, tetapi juga untuk kebutuhan penyusunan kurikulum. Keterlibatan dunia industri memungkinkan jenis ketrampilan kerja yang dimiliki lulusan, dapat sesuai dengan kebutuhan dunia kerja,” katanya.

Tahun ini, Polimedia menerima 277 mahasiswa baru melalui jalur SBMPTN, sebanyak 49 orang di antaranya merupakan peserta KIPK (kartu Indonesia Pintar Kuliah).

Secara keseluruhan kuota masuk Polimedia memang naik menjadi 2176 kursi mahasiswa baru yang sebelumya 1900 kursi. Ini sudah termasuk di Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Medan dan Makassar.

Penambahan kuota ini selain karena adanya prodi baru dan meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) mahasiswa, juga karena adanya kelas “kosong” seiring dengan program kampus merdeka.

Kelas ini “kosong” karena mahasiswanya mengikuti program magang di industri selama 6 bulan. Daripada “kosong” lebih baik diisi sehingga APK ditingkatkan.

Saat perkuliahan dimulai, Polimedia akan menerapkannya secara hybrid, sebagian tatap muka, sebagian online, mengikuti peraturan pemerintah.

“Kalau untuk praktek tetap harus ke lab, tidak bisa secara online. Jadi, nanti diterapkan secara bergiliran,” tutupnya. (tety)

Leave a Comment