BUKITTINGGI (Pos Sore) — Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kota Bukittinggi, Muhammad Idris, mengatakan, saat ini ada sekitar 92 koperasi yang aktif di wilayahnya. Sebelumnya ada sebanyak 105 koperasi, 13 koperasi di antaranya di nonaktifkan.
Sebagian besar koperasi tersebut bergerak dalam usaha jasa simpan pinjam. Sisanya bergerak dalam usaha pertanian, pengolahan hasil pertanian, dan sulam atau bordir. Tiga koperasi inilah yang diundang dalam kegiatan ‘Sinergi Program Sistem Resi Gudang, Kerjasama Investasi, dan Paket Kebijakan Ekonomi’, di Bukittinggi, Sumatera Barat, Kamis (22/2).
Kegiatan yang diadakan Asisten Deputi Pengembangan Investasi Usaha Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, ini bekerjasama dengan Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kota Bukittinggi serta Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kabupaten 50 Kota.
Muhammad Idris usai membuka kegiatan itu, menuturkan, tiga koperasi tersebut akan mengikuti kelas Temu Bisnis yang diinisiasi Asdep Pengembangan Investasi Usaha. Ia sendiri menilai paket kebijakan ekonomi X sudah tersosialisasikan tetapi belum maksimal.
“Di Bukittinggi sendiri sebagian besar pelaku usaha bergerak di bidang bordir, sulam, dan pengolahan hasil pertanian seperti keripik sanjai. Ini menjadi produk unggulan kami. yang sudah turun temurun menjadi usaha masyarakat setempat,” tuturnya.
Pertemuan ‘Temu Bisnis’ ini menjadi penting karena bisa memfasilitasi para pelaku usaha untuk bagaimana agar bisa ‘naik kelas’, juga untuk menambah wawasan terkait selera pasar. Seperti produk kerupuk sanjai, bagaimana agar para pelaku usaha berinovasi agar produknya bernilai jual lebih.
Asisten Deputi Pengembangan Investasi Usaha Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Sri Istiati, mengatakan, pihaknya memfasilitasi kerjasama investasi dengan tujuan meningkatkan kerjasama investasi usaha antara KUMKM bidang pertanian dan peternakan.
“Kali ini kami menghadirkan PT Tanihub Indonesia dengan melakukan kerjasama usaha dari hulu sampai hilir,” jelasnya.
Tanihub sendiri adalah satu bisnis start-up e-commerce yang kini populer di kalangan petani. Tanihub hadir untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan memangkas rantai distribusi dari petani ke konsumen.
Keberadaan TaniHub bertujuan mempersingkat rantai distribusi produk pertanian, perikanan dan peternak sehingga dapat memperkecil disparitas harga antara petani/nelayan/peternak dengan pembeli.
Melalui aplikasi Tanihub, membantu para petani menjual hasil pertaniannya secara online langsung ke konsumen dan memperluas jangkauan penjualan hasil tani ke seluruh Indonesia. Petani tidak perlu lagi menjual melalui tengkulak sehingga meningkatkan keuntungan petani.
Priyoso dari PT Tanihub, mengatakan, pihaknya akan memberikan pendidikan bisnis pertanian dan pelatihan kepada para petani, seperti cara menggunakan aplikasi Tanihub, pengemasan dan peningkatan kualitas produk.
“Dengan cara seperti ini petani bisa mendapatkan keuntungan lebih, pesanan yang lebih luas, serta berkembang di dunia bisnis,” katanya.
TaniHub mengusung konsep: order – petik – kirim. Dengan mengusung slogan, ‘Petani Sejahtera, Indonesia Swasembada’, TaniHub yakin dalam waktu yang tidak terlalu lama, petani di Indonesia akan lebih sejahtera, pertanian akan menjadi profesi yang tidak dipandang sebelah mata, dan Indonesia akan mencapai swasembada pangan. (tety)