16.8 C
New York
16/05/2025
Aktual

Perhutani Ekspor Alphapinene 13,6 Ton ke India

PEMALANG (Pos Sore) — Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto menandai era hilirisasi industri dengan melakukan ekspor perdana 13,6 ton produk Pinene (Alphapinene) kualitas kemurnian minimal 97,5% ke India.

Ekspor produk yang dihasilkan pabrik baru Perhutani Pine Chimical Industry (PPCI), di Pemalang ini sudah melalui studi kelayakan sejak 2010.

“Proses produksi ini teknologinya sederhana, tetapi Perhutani justru memperoleh nilai tambah cukup tinggi dibandingkan bila hanya produk terpentin saja. Alphapinene dihasilkan dari proses lanjutan getah pinus dan merupakan bahan baku untuk industri minyak, cat, dan tinta mesin cetak,” jelas Bambang, kemarin.

“Proses produksi ini teknologinya sederhana, tetapi Perhutani justru memperoleh nilai tambah cukup tinggi dibandingkan bila hanya produk terpentin saja.”

Ia menyebut kebutuhan pasar Alphapinene dan Bethapinene di dunia mencapai 600.000 ton/tahun, di dalam negeri mencapai 19.000 ton/tahun.

Dengan bahan baku getah Pinus, dengan pengolahan sampai derivatnya, maka Perhutani kedepan ditargetkan akan menjadi pelaku bisnis industri pine chemical penting di dunia.

“Sebagai produsen derivat Gondorukem dan terpentin di dunia, Perhutani baru menembus 10%, Cina mencapai 70%, dan Brazil 11%,” tegas Bambang.

Ia menyebut dari investasi Rp208,7 miliar, akan dihasilkan nilai tambah derivat gondorukem 20%-30%, derivat terpentin 50%-60%.

Saat ini, harga produk terpentin dikisaran 2.000 dolar AS/ton-4.000 dolar AS/ton, bahkan ada yang dihargai 15.000 dolar AS per ton.

Perhutani mengelola hutan di Jawa seluas 2,4 juta hektar yang terdiri dari hutan jati 1.261.465,81 ha (52%), hutan pinus 876.992,66 ha (36%) dan sisanya Damar, Mahoni, Akacia, Sengon, Kesambi, dan lainnya.

Pohon pinus yang disadap menghasilkan getah pinus. Getah pinus ini diolah di pabrik melalui proses melting, scrubber dan pemasakan menghasilkan produk Gondorukem atau Gum Rosin dan Terpentin.

Proses lanjutan destilasi terpentin akan menghasilkan produk turunan Pinene (Alphapinene), Bethapinene, D-limonen, D-carene. Sedangkan proses lanjutan produk Gum Rosin melalui easterifikasi dan flacking menghasilkan Glycerol dan Rosin Ester.

PPCI di Pemalang saat ini mempunyai kapasitas bahan baku feed stock 24.500 ton/tahun getah pinus. Kapasitas produksi terpasang gondorukem (gumrosin) 17.150 ton/tahun; turpentin 3.675 ton/tahun; Alphapinene 6.000 ton/tahun, Betapinene 112,5 ton/tahun; Gliserol Rosin Ester 18.000 ton/tahun; terpineol 1800 ton/tahun.

“Sebagai produsen derivat Gondorukem dan terpentin di dunia, Perhutani baru menembus 10%, Cina mencapai 70%, dan Brazil 11%.”

PabrikPerhutaniini adalahsatu-satunyapabrik derivat terpadu, terbesar di Indonesia dan di Asia Tenggara. Menempati lahan 6,3 ha dengan bangunan seluas 2,5 ha, PPCI didukung oleh 80 tenaga kerja langsung.

Dengan beroperasinya pabrik baru ini dipastikan akan memberikan dampak sosial ekonomi positifbagi masyarakat sekitar pabrik khususnya dan Kabupaten Pemalang umumnya.

Acara ekspor perdana PPCI ini merupakan rangkaian acara puncak peringatan hari jadi Perhutani ke 53 tahun, diperingati di Jakarta 29 Maret 2014.(fent)

Leave a Comment