JAKARTA (Pos Sore) — Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengoptimalkan fasilitas dan program-program pelatihan kerja yang tersedia di balai-balai latihan kerja (BLK) di seluruh Indonesia untuk mempercepat penyerapan tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran di pusat dan daerah.
“Kita terus mendorong BLK-BLK menjadi pusat pelatihan kerja dan peningkatan SDM keterampilan dan kompetensi kerja para pencari kerja dan mempercepat pengurangan angka pengangguran,” kata Menakertrans Muhaimin Iskandar seusai meresmikan.BLK Pasuruan dan Kios 3 in 1 di Pasuruan.
BLK harus lebih fleksibel dan dinamis sehingga bisa mengikuti kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar industri melalui program-program pelatihan kerja yang berbasis kompetensi dan berorientasi pada pasar kerja lokal, nasional, dan internasional.
Berdasarkan data Kemenakertrans, saat ini terdapat 13 BLK UPTP (Unit Pelayanan Teknis Pusat) milik Kemenakertrans dan 252 BLK UPTD (Unit Pelayanan Teknis Daerah) milik pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia. Sementara itu, jumlah instruktur mencapai 3.132 orang.
Muhaimin mengatakan, program pelatihan berbasis kebutuhan di BLK bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten dan produktif sehingga dapat bersaing dalam kompetisi kerja yang bakal dihadapi dalam Asean Economic Community (AEC) tahun 2015.
“Pola pelatihan di BLK-BLK milik pemda akan ditekankan pada jenis pelatihan sesuai yang dibutuhkan di daerah masing-masing. Seperti pelatihan keterampilan kejuruan otomotif, las, bangunan kayu dan batu, elektonik, komputer, teknologi informasi, menjahit, kerajinan tangan, pertanian dan perkebunan, serta lainnya,” kata Muhaimin.
Pelatihan kerja, tambahnya, memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam peningkatan kualitas SDM karena sifat pelatihan kerja yang fleksibel dan dinamis dalam mengantisipasi kemajuan teknologi, perubahan lingkungan dan persyaratan kerja yang berubah dengan cepat.
Kondisi saat ini, jumlah pencari kerja atau penganggur yang belum memiliki kompetensi atau keterampilan cenderung meningkat terus, sementara lulusan pendidikan formal (fresh graduate) baru memiliki pengetahuan yang bersifat umum tanpa memiliki kompetensi kerja tertentu akan semakin sulit mendapatkan pekerjaan di sektor formal, atau pun juga akan sulit membuka usaha (berwirausaha) secara sukses. Oleh karena itu, keberadaan BLK harus manfaatkan secara optimal untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan yang terjadi saat ini. (hasyim Husein)