KIEV (Pos Sore) — Presiden Ukraina Viktor Yanukovych akhirnya setuju untuk ‘gencatan senjata’ dengan para pemimpin oposisi. Pernyataannya ini dikeluarkan Rabu malam waktu setempat atau Kamis pagi WIB. Yanukovych juga menyatakan hari berkabung pada Kamis (20/2).
Gencatan ini tercapai menyusul tewasnya 26 orang dan ratusan lainnya cedera dalam berbagai bentrokan di jalan pada aksi protes berdarah yang berbuntut kematian. Juga menjelang pertemuan para menlu Uni Eropa yang mengancam akan menerapkan sanksi baru berupa pembekuan aset dan larangan visa.
Namun ketegangan antara demonstran dan aparat keamanan masih berlanjut hingga Kamis pagi di Kiev. Pagi ini menlu Perancis, Jerman, dan Polandia akan bertemu dengan Presiden Yanukovych sebelum kembali ke Brussels untuk pertemuan dengan semua 28 menlu UE guna memutuskan sanksi batu sebagai hukuman atas kekerasan berdarah di Kiev Selasa malam lalu.
Yanukovych, yang didukung Rusia, mengutuk keras pertumpahan darah di Kiev, tepatnya di Lapangan Kemerdekaan Maidan yang menjadi pusat unjuk rasa selama tiga bulan terakhir. Ia menuding aksi itu sebagai percobaan kudeta.
Unjuk rasa ini berawal dari penolakan Yanukovych untuk mencapai kesepakatan dagang dengan UE dan lebih suka memilih Rusia.
Aparat keamanan juga melancarkan operasi antiteroris setelah gudang senjata dan amunisi dijarah. Dalampernyataan terbaru, Yanukovych mengatakan negosiasi akan dimulai untuk mengakhiri pertumpahan darah selama dua hari.
Arseniy Yatsenyk, salah seorang pemimpin oposisi, mengkonfirmasikan hal ini dan mengatakan tidak akan ada upaya polisi untuk menyerbu lokasi protes, Maidan di Kiev. Api masih terus membakar, tapi tidak terjadi kekerasan.
Kebanyakan korban tewas terjadi selama bentrokan dekat gedung parlemen dan ketika aparat mencoba membersihkan lapangan Maidan.
Beberapa jam sebelum gencatan, Yanukovych telah memecat Panglima AB Jendral Volodymyr Zamana dan menggantinya dengan kepala staf AL Laksamana Yuriy Ilyin. Tidak dijelaskan alasan pemecatan.
Kekerasan yang terburuk sejak kemerdekaan Ukraina dari Uni Soviet 22 tahun lalu memicu kecaman keras dari Eropa dan AS.
Para dubes UE membahas berbagai sanksi termasuk pembekuan aset dan larangan bepergian pada perundingan kemarin. Sanksi dikeluarkan sebagai hukuman kepada aparat lantaran menggunakan kekuatan yang berlebihan. Namun Yanukovych tidak masuk dalam daftar sanksi guns memberikan peluang untuk dialog.
Selain pembekuan aset dan larangan visa, para menteri juga membahas kebijakan untuk menghentikan pengiriman ekspor peralatan antikerusuhan dan perlengkapan lain ke Ukraina serta pembatasan senjata.
Negara berpenduduk 46 juta dengan ekonomi yang lemah dan korupsi mewabah telah menjadi pusat sengketa antara Rusia dan negara barat.(yahoo/bbc/meidia)