JAKARTA (Pos Sore) — Industri pengolahan kayu, termasuk pulp (bubur kertas) terus meningkatkan pemanfaatan bahan baku dari hutan tanaman dan mengurangi penggunaan bahan baku dari hutan alam.
Penggunaan hutan tanaman mengerek berkembangnya industri kehutanan yang mampu meningkatkan harga jual produk kayu dari hutan tanaman yang dikembangkan masyarakat juga, kata Menhut Zulkifli Hasan, kemarin.
Contohnya di Jawa Timur untuk kayu sengon harga jual di tingkat petani mencapai Rp1,2 juta per meter kubik, meningkat dari sebelumnya sekitar Rp700 ribu-Rp800 ribu per meter kubik. Dan di pasar internasional, produk kayu sengon dihargai 350 dolar AS per meter kubik.
“Penggunaan hutan tanaman mengerek berkembangnya industri kehutanan yang mampu meningkatkan harga jual produk kayu dari hutan tanaman yang dikembangkan masyarakat.”
Sementara itu Direktur Asia Pulp and Paper (APP) Suhendra Wiriadinata mengatakan pihaknya per Februari 2013 berkomitmen menerapkan pemanfaatan hutan tanaman untuk semua produksi di seluruh pabriknya baik kertas atau bubur kertas.
“Seluruh pabrik kertas dan bubur kertas Sinar Mas sudah menggunakan kayu dari hutan tanaman. Februari stop penggunaan hutan alam,” tegas Suhendra yang juga Direktur PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) Tangerang itu, kemarin.
Selain 3 pabrik IKPP dan beberapa pabrik lainnya, Sinar Mas akan menyiapkan pabrik pulp baru di Sumatera Selatan, OKI Pulp and Paper, dengan kapasitas 2 juta ton/tahun.
Suhendra juga menyebut pabrik yang diprediksi akan jalan 2016 itu akan 100% ditopang hutan tanaman. Dengan investasi Rp27 triliun, 800 ribu hektar HTI akan menyuplai pabrik pulp single line terbesar di dunia untuk bleached hardwood.
Sebelumnya Staf Ahli Menteri Kehutanan Bidang Revitalisasi Industri Bedjo Santoso mengatakan tahun lalu industri kehutanan memanfaatkan bahan baku kayu sebanyak 41,8 juta m3 dimana 33,1 juta m3 atau 79,1 persen kayu yang bersumber dari hutan tanaman industri (HTI).
Sedangkan 4,48 juta m3 (10,7 persen) berasal dari izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu hutan alam (IUPHHK-HA atau HPH) dan 3,54 juta m3 (8,47 persen) berasal dari hutan rakyat.
Bedjo menyebut hanya 685.388 m3 (1,6 persen) yang bersumber dari izin pemanfatan kayu (IPK) pada pemanfaatan kawasan hutan untuk kegiatan non kehutanan.
“Bahan baku kayu tanaman, baik dari HTI maupun dari hutan rakyat, memang menjadi penopang industri kehutanan Indonesia saat ini,” katanya.
Pada tahun yang sama, produksi industri pulp sebesar 5,4 juta ton dengan kebutuhan bahan baku kayu sekitar 21-22 juta m3.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyatakan bahwa saat ini merupakan era pengembangan industri kayu berbasis hutan tanaman. Hal itu terlihat dari tren bergeseran sumber bahan baku.”Hutan tanaman ke depan akan menjadi basis dan tulang punggung industri perkayuan nasional,” katanya.
Tercatat selama 2005-2013 pemenuhan bahan baku dari hutan alam pada industri perkayuan berkapasitas 6.000 meter kubik turun dari 20,5 juta meter kubik menjadi 5,54 juta meter kubik. “Ke depan hutan tanaman akan menjadi basis dan tulang punggung industri perkayuan,” katanya lagi.(fent)