-1.4 C
New York
11/02/2025
Aktual

Pakar Kesehatan: Visi Misi Capres Soal Kesehatan Sangat Minim

JAKARTA (Pos Sore) — Visi misi kedua Capres dan Cawapres yang bakal bertarung dalam Pilpres 2014 dinilai masih minim menyinggung masalah kesehatan, padahal masalah kesehatan merupakan salah satu pilar penting bagi kesejahteraan masyarakat.

“Kalau dari dokumen yang mereka kirim ke KPU sih, dua-duanya sangat minimum. Tidak ada yang jelas mau ngapain,” ujar Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH – Guru Besar FKUI, Ketua Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan FKMUI,

di sela Sarasehan ‘Menguji Persepsi dan Komitmen Capres/Cawapres’ Terhadap Sistem jaminan Sosial Nasional (SJSN)’ yang diadakan Kemenko Kesra dan Ikatan Alumni Universitas Sumatera Utara (IKA-USU), kemarin, di Jakarta.

Menurutnya, selain minim, juga tidak ada inovasi baru yang disampaikan. Soal kesehatan, yang diperlukan paling utama adalah menambah belanja kesehatan. “Itu yang menjadi penyakit kronisnya itu saja, tapi tidak ada satupun pasangan yang bilang akan menambahi. Misalnya, Jokowi – JK bilang Indonesia sehat, belum jelas itu maunya apa,” tandasnya.

Sementara pasangan Prabowo – Hatta, memang lebih banyak menyinggung soal kesehatan dibanding pasangan Jokowi-JK, tetapi tidak ada hal baru.
“Probowo menyatakan mau menjamin orang miskin melalui BPJS. Nah, itu sudah jalan sekarang,” sambungnya.

Ia berpendapat, belanja kesehatan Indonesia yang dari 40 tahun lalu cuma kurang dari 3 persen produk domestik bruto itu yang membikin negeri ini tertinggal dibanding negara lainnya. “Makanya kualitas pelayanan jelek karena biayanya kecil-kecil sekali,” tegasnya.

Di sisi lain, kualitas pelayanan kesehatan juga harus ditingkatkan, tapi untuk meningkatkan kualitas pelayanan memerlukan biaya yang lebih besar. “Sekarang ini kualitas rumah sakit kita jelek sekali, terbukti kalau pejabat sakit berobatnya ke luar negeri, mati di luar negeri,” selorohnya.

Ketua Komisi IX DPR RI dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ mempertanyakan visi dan misi yang diusung pasangan capres-cawapres di bidang kesehatan. Nova menilai ada kesan kedua pasangan capres-cawapres tidak memahami definisi kesehatan. Padahal, definisi itu jelas tertuang dalam Pembukaan Konstitusi WHO 1948 serta UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

“Menurut UU No.36 tahun 2009 kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental atau jiwa, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi,” kata Nova.

Dia menekankan berdasarkan definisi tersebut, maka kesehatan manusia harus dipandang secara utuh. Karenanya, indikator sehat tidak saja didasarkan pada keadaan fisik yang sehat semata tetapi juga sehat secara mental atau jiwa, spiritual, dan sosial dengan porsi yang seimbang.

Artinya kesehatan jiwa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan (integral) dari kesehatan secara umum dan merupakan salah satu unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup setiap manusia.

“Jokowi tidak sedikit pun menyinggung pembangunan kesehatan jiwa dalam visi dan misi pembangunan kesehatan. Yang hampir menyerempet adalah Prabowo, ini pun masih agak jauh, yaitu konsep jaminan sosial untuk fakir miskin, `penyandang cacat`, dan rakyat terlantar,” ungkapnya. (tety)

Leave a Comment