28.9 C
New York
27/07/2024
Aktual

Mudah Dipasang dan Efektif, Implan Disukai Akseptor

JAKARTA (Pos Sore) — Kontrasepsi implan satu batang dinilai lebih mudah dan efektif, dibanding metode kontrasepsi lainnya, semisal spiral (IUD). Tak heran, alat kontrasepsi jangka panjang itu digemari akseptor dan bidan.

“Dibanding alat kontrasepsi lain yang memiliki metodologi jangka panjang seperti IUD atau spiral, proses pemasangan implan satu batang lebih mudah dan efektif,” ujar Julianto Witjaksono, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, metode ini juga efektif mencegah kehamilan selama kurang lebih 3 sampai dengan 5 tahun. Saat ini BKKBN tengah melakukan sinkronisasi program pencapaian pembangunan milenium (MDGs) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) pada 2014 lewat program Keluarga Berencana (KB).

Untuk implan pemerintah saat ini menjalankan program implan satu batang di 10 daerah percontohan, yakni Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTT, Lampung, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan.

Bidan Widyastuti dari Sumatera Selatan, mengakui implan, alat kontrasepsi yang praktis dan mudah dipasang dalam waktu singkat. Dengan implan, tidak ada lagi faktor lupa dan sangat cocok untuk wanita yang tak bisa menerima asupan hormon esterogen tambahan.

“Para akseptor mengaku cukup senang dengan implan satu batang, karena mudah dan sangat efektif. Tidak perlu repot-repot karena itu kan untuk tiga tahun,” katanya.

Bagi bidan sendiri sebagai salah satu tenaga pelaksana di lapangan mengaku, pemasangan implan satu batang tidak memerlukan waktu lama dan mudah. Cara memasangnya pun tidak merepotkan. Dari segi biaya juga lebih murah.

Anggota Dewan Kontrasepsi Asia Pasifik (Asia Pacific Council on Contraception) Prof. Biran Affandi, Sp.OG, menekankan, kontrasepsi jangka panjang, kebutuhan utama untuk menekan laju pertambahan penduduk dan juga TFR atau angka kematian ibu.

“Jika diimplankan secara benar, metode kontrasepsi implan ini memiliki efektivitas sampai 99 persen dengan tingkat kegagalan hanya 1 dari 100 wanita yang menggunakannya,” ujarnya. (tety/possore)

Leave a Comment