JAKARTA (Pos Sore) — Asia Pulp and Paper (APP) luncurkan laporan kemajuan satu tahun pelaksanaan Kebijakan Konservasi Hutan (Forest Conservation Policy/FCP) dengan mengajak LSM, pemerintah dan sektor bisnis untuk bekerjasama mengatasi isu deforestasi di Indonesia.
“Kami menyusun rencana pengelolaan ini untuk memastikan kelangsungan dari 2,6 juta hektar lahan yang merupakan tanggung jawab para pemasok kami. Jika wilayah hutan Indonesia tidak dikelola secara bertanggung jawab, lanskap hutan Indonesia akan terus beresiko terdegradasi,” kata Aida Greenbury, Managing Director Sustainability & Stakeholder Engagement APP, Kamis (5/2).
APP sendiri telah mengumumkan penghentian pembukaan hutan alam secara permanen di seluruh rantai pasokannya melalui peluncuran kebijakan FCP. FCP yang meliputi area konsesi seluas 2,6 juta hektar, merupakan terobosan penting dalam usaha melindungi hutan alam.
“Pada tahun 2014, kami akan menyelesaikan penilaian terintegrasi terhadap keaneka ragaman hayati dan konservasi, yang terbesar yang pernah dilakukan. Dari penilaian ini, kami menemukan bahwa ada banyak kesempatan dan tantangan yang tidak dapat diwujudkan atau diselesaikan oleh satu perusahaan saja,” tambahnya.
Komitmen APP ini merupakan rencana implementasi prinsip – prinsip Nilai Konservasi Tinggi (HCV) dan Stok Karbon Tinggi (HCS) yang paling luas dan paling ambisius di dunia. Dengan hampir selesainya penilaian HCV dan HCS di lapangan, APP telah mulai mengolah hasil temuan yang ada ke dalam Rencana Pengelolaan Hutan Lestari yang Terintegrasi (Integrated Sustainable Forest Management Plans/ISFMPs).
Scott Poynton, Direktur Eksekutif The Forest Trust, organisasi nirlaba yang membantu APP untuk memastikan kebijakan konservasi hutannya membawa perubahan yang nyata di lapangan. “Satu tahun telah berlalu dan kami mempunyai moratorium pembukaan hutan alam di seluruh area pemasok APP yang telah terbukti efektif,” katanya. (tety)