JAKARTA (Pos Sore) — Sidang perkara sengketa Pilpres (PHPU) untuk kesekian kalinya, Jumat (15/8) dengan mendengarkan keterangan dari saksi ahli, baik itu dari pihak Terkait, Termohon, maupun Pemohon. Ketua MK, Hamdan Zoelva yang juga memimpin sidang menjelang penutupan sidang PHPU Pilpres di gedung MK, Jakarta Pusat, Kamis sore (14/8) mengungkapkan hal itu.
Sidang sepanjang Kamis menghadirkan sekitar 30 orang. 25 saksi dari pihak Terkait Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dan lima saksi dari pihak Pemohon, Prabowo-Hatta.
Relawan pasangan calon presiden nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Sugiyono menuding ada yang ingin membakar isi kotak suara di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Hal itu terjadi setelah adanya pembongkaran kotak suara yang sebelumnya dilakukan di wilayah setempat.
Saat menjadi saksi, Soegiyono yang mengaku siap menerima risiko, bahkan siap dipenjara bila terbukti member kesaksian palsu, dengan video lengkap mengatakan melihat sendiri isi kotak suara yang sudah dibongkar dan ditaruh di dalam kartus dan katanya akan dibakar.
Saat dikejar Ketua Majelis Hakim Konstitusi, Hamdan Zoelva ,siapa yang mengatakan akan membakar isi kotak suara itu. “Kata Panwascam, Pak Billy dan ada Pak Yosi,” jawab Sugiyono.
Sugiyono lalu menceritakan bahwa dirinya mengetahui ada pembongkaran kotak suara dari warga setempat yang tiba-tiba menghubunginya.
“Saya ditelepon masyarakat, di Cilincing terjadi pembukaan kotak suara sebanyak 265 kotak suara dan posisi saya di Pondok Gede. Kemudian saya berangkat menuju ke Cilincing di kantor Kecamatan Cilincing pada pukul 3 dinihari dan saya menyampaikan masyarakat sebelum saya sampai di video dan tolong difoto,” terangnya.
Untuk sidang Jumat (15/8), total saksi ahli dari pihak Pemohon, Prabowo-Hatta, berjumlah lima orang. Namun kemungkinan jumlanya akan bertambah sudah disampaikan Maqdir Ismail kepada majelis.
Untuk saksi ahli Termohon, KPU berjumlah empat orang, tetapi satu orang telah lebih dulu memberikan keterangan sehingga sisanya tiga orang. Untuk saksi ahli pihak Terkait, Jokowi-JK, berjumlah dua orang.
Sementara itu, saksi dari pihak Capres No.1, Novela, disebut-sebut mendapat terror usai member kesaksian di depan majelis MK, Rabu lalu. Sebagaimana dapat disaksikan, Novela menjad bintang pada sidang MK yang lalu,selain membuat segar suasana sidang karena gayanya yang blak-blakan, lugas namun pedas, Novela juga bersikeras menyatakan di kampong dia tidak ada pelaksanaan peilihan presiden.
Wak Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hasyim Djojohadikusimo kepada pers mengungkapkan, usai member kesaksian di MK, rumah orangtua Novela diobrak-abrik orang tak dikenal.
Hashim juga menyayangkan banyaknya saksi pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang mendapatkan intimidasi setelah tampil dalam sidang sengketa perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) presiden dan wakil presiden. (lya)