JAKARTA (Pos Sore) — Baru beberapa hari kabut asap menghilang dari langit Riau, hari ini kembali asap kembali menyelimuti Kota Pekanbaru, Bengkalis, Dumai, Siak, dan Rokan Hilir, Provinsi Riau.
Menyikapi ini Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menilai, asap yang berasal dari titik api lahan yang terbakar bisa diatasi aparat.
Menhut menegaskan kebakaran terjadi di luar kawasan hutan, sehingga upaya pemadaman dan penanganan pasca kebakaran tak utamanya kerjaan Kemenhut tapi juga daerah.
“Asap tak seperti yang sebelumnya, sudah diatasi. Perlu diingat kebakaran bukan di hutan tapi di luar kawasan hutan,” tegas menhut, kemarin.
Menhut juga menegaskan pelaku pembakaran lahan bukan pemegang izin hutan tanaman (HTI) atau pengusaha kebun.
“Kalau yang bilang pengusaha HTI atau kebun sengaja bakar lahannya, itu mengada-ada. Buat apa mereka membakar lahan yang jadi ladang penghidupan mereka, tak masuk akal,” kata Zulkifli saat mengunjungi pabrik PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) (anak usaha Sinar Mas) di Tangerang Selatan itu.
Ia menambahkan pemegang konsesi HTI dan kebun akan sama-sama menjaga lahannya. “Bahkan mereka membantu menangani asap.”
Selain itu, lanjut dia, pengusaha kehutanan dan kebun sudah menerapkan program pro lingkungan. “Seperti IKPP ini, sudah terapkan 4 pro kebijakan, pro poor, pro job, pro growth dan pro environment, mereka akan sangat menjaga,” jelas menhut.
Sementara itu Direktur IKPP Suhendra Wiriadinata menyebut perusahaan fokus melindungi hutan dan sumberdayanya dari kebakaran atau kerusakan lainnya.
Menurut dia, anak usaha Sinar Mas dimanapun tak mungkin melakukan pembakaran karena grup usaha ini fokus terapkan kebijakan tanpa bakar sejak lama. Baik membakar atau menebang hutan alam sudah dihentikan Sinar Mas, kata dia.
Suhendra memaparkan pihaknya melakukan deteksi dini terhadap kebakaran dengan menggunakan pemantauan jarak jauh, lalu pencegahan kebakaran dibantu Masyarakat Peduli Api (MPA).
Di Pekanbaru, asap mulai terlihat sejak pagi. Jarak pandang berkisar 1.000 sampai 2.000 meter. Sebagian besar warga kembali menggunakan masker karena kondisi udara dinyatakan tidak sehat.
Berdasarkan pantauan Satelit Terra dan Aqua, ada 187 titik api atau hotspot di Pulau Sumatera. Paling banyak terdapat di Riau yaitu 187 titik. Jumlah tersebut tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Riau.(fent)