16.3 C
New York
22/09/2023
Opini

MEMBANGUN EKONOMI KERAKYATAN

Oleh Prof. Dr. Haryono Suyono

HARI ini (12/7) dikenal sebagai Hari Koperasi, hari yang tiap tahun didambakan sebagai momentum untuk menyegarkan gerakan ekonomi kerakyatan, suatu tatanan ekonomi yang beradab, suatu tatanan yang dijiwai semangat saling peduli dan kebersamaan.
Tatanan ekonomi kerakyatan yang didambakan itu dilandasi jiwa gotong royong yang kuat antar anggotanya.

Oleh karena itu, sejak awal pembentukan koperasi, pemilihan pemimpin dan penerimaan anggotanya selalu dilakukan dengan musyawarah dan mufakat disertai pemberian kepercayaan kepada semua anggota untuk menugasi salah satu anggotanya menjadi pemimpin dan anggota lainnya berjuang keras menyuburkan gerakannya dan siap berbagi sesamanya.

Gerakan ekonomi kerakyatan koperasi yang dipelopori oleh Bapak Koperasi Dr. Drs. H. Mohammad Hatta, mantan Wakil Presiden RI yang pertama sejak dilahirkannya menghadapi tantangan yang tidak pernah ringan karena prinsip yang dianut jelas-jelas bertentangan dengan prinsip ekonomi kapitalis yang bertujuan semata mencari untung yang sebesar-besarnya bagi pelakunya. Gerakan ekonomi koperasi mengutamakan kebersamaan dan menaruh perhatian yang sangat tinggi terhadap setiap anggotanya. Sebaliknya, setiap anggota dituntut kerjasama gotong royong untuk saling membantu dan mengangkat rekannya makin setara dalam kebersamaan usaha yang saling menguntungkan.

Oleh karena itu dalam setiap gerakan koperasi, para anggota dituntut bekerja cerdas dan keras serta memberi perhatian yang tinggi terhadap sesama anggota. Setiap anggota dituntut untuk berbagi bukan pada akhir tahun buku melalui Rapat Anggota saja, tetapi sejak awal perlu mengetrapkan jiwa gotong royong dan saling berbagi. Gerakan koperasi sejatinya mirip persiapan regu lari marathon yang harus memberi perhatian kepada anggota yang paling lemah agar regunya menang perlombaan.

Jiwa berbagi sangat berlaku bagi pemimpin gerakan koperasi yang diharapkan selalu memikirkan keuntungan bukan hanya bagi koperasi yang dipimpinnya, tetapi utamanya bagi anggotanya. Oleh karena itu keterbukaan dalam koperasi sangat berbeda dengan perusahaan pribadi yang merahasiakan segala gerak geriknya agar bisa meraih untung yang sebesar-besarnya untuk usaha yang dipimpinnya. Usaha koperasi sejatinya sangat terbuka bagi masukan dari setiap anggotanya agar keuntungan pertama-tama diberikan kepada anggota sehingga segera membawa kesejahteraan sebagai pengikut gerakan kebersamaan.

Karena gerakan koperasi sangat memperhatikan keuntungan yang bisa dinikmati oleh anggota yang menjadi andalannya, maka disamping tidak menampik keuntungan finansial bagi lembaga koperasinya, suatu gerakan koperasi sangat memperhatikan pemeliharaan kesehatan, pendidikan dan lingkungan yang bisa dinikmati oleh anggotanya. Gerakan itu memberi perhatian yang tinggi kepada anak, isteri dan seluruh keluarga anggotanya.

Gerakan koperasi yang berjiwa kebersamaan mengutamakan kerjasama diantara sesama anggotanya, dan akan sangat ideal apabila bisa menciptakan kebersamaan sesama koperasi dengan saling memberikan kesempatan untuk maju bersama dalam kedamaian bukan dalam persaingan. Koperasi merupakan pengejawantahan dasar kenegaraan dan falsafah hidup bangsa Indonesia dan Pancasila yang menuntun untuk hidup kebersamaan dan mementingkan kesejahteraan untuk sebanyak-banyaknya anak bangsa.

Dengan kekayaan alam dan jumlah penduduk yang melimpah serta beraneka ragam di seluruh tanah air, kiranya bangsa Indonesia sangat cocok menggelar ekonomi kerakyatan yang memberi kesempatan kepada setiap keluarga ikut mengolah kekayaan yang melimpah menjadi sesuatu yang berharga, laku jual dan menguntungkan. Selamat Hari Koperasi 2014. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri, www.haryono.com).

Leave a Comment