JAKARTA (Pos Sore) — Kontrasepsi begitu penting untuk meningkatkan kualitas hidup para wanita dan keluarganya. Dengan kontrasepsi bukan hanya akan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, namun juga mengurangi jumlah aborsi.
Tak hanya itu, penggunaan kontrasepsi dapat membantu mengatur pendapatan keluarga dengan menjarangkan kehamilan dan membuka jalan bagi kaum wanita untuk bekerja.
“Dengan alat kontrasepsi juga terbukti angka kematian ibu dan bayi lebih rendah dengan menjaga jarak kelahiran dan menentukan jumlah anak yang akan dilahirkan. Saat ini jumlah kematian ibu di Indonesia masih tertinggi se-ASEAN,” kata Prof. Biran Affandi, Sp.OG, anggota Dewan Kontrasepsi Asia Pasifik (Asia Pacific Council on Contraception), saat dihubungi di Jakarta, kemarin.
Dari sekian banyak kontrasepsi yang tersedia sekarang ini, pilihan kontrasepsi wanita bisa berbeda kefektivitasannya berdasarkan umur. “Pada dasarnya semua kontrasepsi bisa dipakai semua orang tergantung kebutuhannya,” katanya.
Bagi yang ingin menunda kehamilan, pil KB yang terbaik karena ketika dihentikan akan lebih mudah untuk bisa hamil. Bagi yang ingin menjaga jarak kehamilan, sebaiknya IUD (spiral), karena tidak akan menekan produksi ASI (air susu ibu) bagi ibu yang masih menyusui.
Setelah berusia 35 tahun dianjurkan untuk tidak hamil lagi karena tubuh wanita sudah tidak mendukung untuk hamil sehingga lebih beresiko terjadi komplikasi kehamilan. “Kontrasepsi terbaik adalah steril. Tubektomi untuk wanita dan vasektomi untuk pria,” kata pakar obstetri dan ginekologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Menurutnya, penggunaan kontrasepsi jangka panjang seperti IUD, implant, vasektomi dan tubektomi harus lebih banyak digalakkan. Kontrasepsi yang bersifat jangka panjang ini adalah kebutuhan utama untuk menekan laju pertambahan penduduk.
Dibandingkan dengan pil atau suntik, alat kontrasepsi jangka panjang seperti IUD atau implan memang kalah populer. Menurut data BKKBN saat ini jenis kontrasepsi yang paling banyak dipilih adalah KB suntik (48,2 persen) dan pil 27,9 persen.
“Padahal, kontrasepsi jangka panjang sangat dianjurkan untuk mereka yang ingin menjarangkan kehamilan atau tidak ingin menambah jumlah anak lagi. Kontrasepsi ini praktis dan memiliki efektivitas cukup tinggi,” katanya.
Mengenai kontrasepsi implan, saat ini sudah tersedia implan dalam bentuk satu batang sehingga lebih praktis. Kontrasepsi berbentuk batang berukuran kurang dari 3 cm ini akan dimasukkan ke kulit bagian dalam lengan untuk mencegah kehamilan selama tiga tahun.
“Jika diimplankan secara benar, metode kontrasepsi implan ini memiliki efektivitas sampai 99 persen dengan tingkat kegagalan hanya 1 dari 100 wanita yang menggunakannya,” paparnya.
Menurutnya, implant alat kontrasepsi yang praktis dan efektif. Dengan implan tidak ada lagi faktor lupa dan sangat cocok untuk wanita yang tak bisa menerima asupan hormon esterogen tambahan. Alat kontrasepsi implan satu batang sama efektif dengan IUD atau spiral.
“Ini adalah salah satu metode kontrasepsi efektif jangka panjang, implant efektif mencegah kehamilan selama 3 tahun. Tingkat kegagalan lebih sedikit dibanding IUD. Sementara alat KB berupa pil dan suntikan sifatnya jangka pendek dan kerap gagal, karena faktor lupa,” ungkapnya. (tety)