JAKARTA (Pos Sore) — Menko Kesra, Agung Laksono, menyaksikan penandatangan nota kesepahaman antara PT Njonja Meneer dan PT Kimia Farma, di Kemenko Kesra, Senin (1/7). Pemerintah, kata Agung, merasa perlu memfasilitasi karena menyangkut kesehatan masyarakat Indonesia.
“Ini untuk kepentingan kesehatan masyarakat Indonesia, terutama untuk pengobatan penyakit menular dan tidak menular yang belum ada obatnya. Kerjasama ini diharapkan semakin memberikan kemakmuran besar pada rakyat,” kata Agung.
Menurut Agung, tanaman obat Indonesia sudah diakui dunia. Sumberdaya alam dan sumberdaya manusia kita diakui. Terbukti dengan Indonesia berada dalam posisi 20 negara ekonomi besar.
Agung pun berharap masyarakat juga mulai terbiasa menanam tanaman herbal untuk dijadikan tanaman obat keluarga. Tanaman jenis ini tidak terlalu sulit untuk ditanam di halaman rumah.
Charles Saerang, Direktur Utama PT Njonja Meneer, menjelaskan, kerjasama dalam bentuk join marketing. Kimia Farma membantu produk Njonja Meneer untuk didistribusikan outlet-outlet Kimia Farma, baik di apotek maupun di jaringan distribusi.
“Perusahaan jamu sekarang tidak mungkin membuat dan menjual. Njonja Meneer lebih fokus pada membuat jamu. Di era globalisasi dibutuhkan kecepatan distribusi. Terlebih sebentar lagi menghadapi era pasar bebas Asean,” kata Charles.
Kimia Farma sendiri diakuinya sebagai mitra ideal dalam bidang pemasaran karena luasnya jaringan pasar. Perusahaan BUMN ini memiliki lebih dari 600 apotek dan 45 jaringan distribusi anak perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Direktur Utama Kimia Farma, Rusdi Rosman, mengatakan, Kimia Farma memiliki lebih dari 1.000 hektar tanah yang juga bisa dimanfaatkan Nyonya Meener untuk menanam bahan-bahan yang dibutuhkan.
“Kimia Farma perlu bahan-bahan baku obat. Misalnya kami perlu daun katuk banyak untuk memperlancar ASI. Kita membantu kesejahteraan petani yang ditampung Nyonya Meneer. Semakin besar jaringan dan distribusi semakin meningkat pula kesejahteraannya,” tandas Rusdi. (tety)