12.3 C
New York
26/10/2024
Aktual

Jokowi Punya Daya Tarik Kurangi Jumlah Golput

JAKARTA(Pos Sore)—Ketua Umum DPP Aliansi Nasionalis Indonesia(AnInDo) Edwin Henawan Soekowati  memperkirakan jumlah pemilih pada pemilu  tahun ini akan meningkat. Masyarakat akan bersemangat  menggunakan hak pilihnya  baik pada pemilu legislatif maupun  pemilihan umum presiden karena Joko Widodo atau Jokowi menjadi calon presiden(capres) PDI  Perjuangan. “Figur Jokowi memiliki daya tarik  yang kuat  menurunkan golput. Meskipun biayanya begitu mahal,
pemilu kali ini akan semakin baik,  jumlah golput bisa  kecil,”kata Edwin kepada wartawan di  Jakarta, Selasa(18/3).

Sebelum ini berbagai analisis dan pengamat memperkirakan,  jumlah golongan putih atau golput akan  meningkat hingga 40 persen pada pemilu tahun ini. Masyarakat enggan menggunakan suaranya karena berbagai alasan khususnya melihat capres yang muncul tidak ada kemajuan. Namun dengan munculnya sosok Jokowi, harapan masyarakat berbalik positif, karena mengetahui Jokowi  adalah sosok yang  jujur dan bersih. “Jadi, angka golput bisa berkurang justru karena kehadiran Jokowi,”kata Edwin.

Menurut Edwin,  langkah  Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memilih Jokowi sebagai  capres  sebuah keputusan  yang tepat dan akan memberi dampak yang positif bagi partai yang dipimpinnya.  “Untuk pemilu legislatif ini saya perkirakan perolehan suara PDIP  akan meningkat, paling  sedikit bisa mencapai  25 persen, bahkan mungkin lebih. Setelah itu diikuti Partai Golkar dan Partai Demokrat,”katanya seraya menyatakan,  PDIP pada pemilu tahun ini  adalah partai berutung.

Edwin yang sudah merasakan asam garamnya berpolitik ini menyatakan  Jokowi adalah capres yang  baru dan segar dibanding dengan  Wiranto (Hanura),  Prabowo Subianto(Gerindra)  dan ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie(ARB). Ketiga tokoh ini pernah mengikuti konvensi capres dari Partai Golkar tahun 2004. Wiranto sebagai pemenang konvensi dicalonkan  Partai Golkar pada pemilu 2004 dan menjadi cawapres pada pemilu 2009 mendampingi Jusuf  Kalla tetapi kalah. Prabowo pernah menjadi
cawapresnya  Megawati Soekarnoputri dapa pemilu 2009.

Ketua Umum DPP PAN Hatta Radjasa pun sudah  pernah dua kali menjadi menteri di kabinet SBY. “Jokowi  adalah pendatang baru, karirnya mulai dari walikota Solo dan Gubernur DKI  Jakarta dan semua tahu orangnya bersahaja, apa adanya atau tidak dibuat-buat, sungguh alamiah sehingga membuat  simpati rakyat Indonesia,”ujar Edwin.

Bagi kelompok nasionalis-Sukarnois tambah Edwin, pikiran atau ide-ide mantan Presiden RI I itu  terutama Trisakti akan hidup kembali dengan munculnya Jokowi sebagai presiden yang diusung oleh PDI Perjuangan. “Kita harus jujur mengakui, Trisaktinya Bung Karno hampir ditinggalkan di semua lini, terputus  di berbagai bidang. Maka dengan tampilnya Jokowi sebagai presiden diikuti semakin banyaknya kader- kader beraliran nasionalis di DPR,  maka hal itu akan dapat mewarnai kehidupan berbanga dan
bernegara di masa mendatang,”papar Edwin.

Dalam kaitan ini AninDo mengharapkan pemenang pemilu legislatif dan pemilu presiden nanti tidak menyia-nyiakan harapan rakyat untuk hidup adil dan makmur berdasarkan cita-cita Proklamasi 17  Agustus 1945.  Era reformasi yang ditandai ber kal-kali amandemen konstitusi, ternyata  hasilnya  mengecewakan rakyat pada umumnya. (andoes) 

Leave a Comment