JAKARTA (Pos Sore) — Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, diminta berkaca pada gejolak politik di negara-negara Asia Tenggara. Belakangan ini, selalu terjadi berbagai bentuk manuver pelemahan terhadap tokoh muda dalam politik.
Lihat saja yang dialami PM Thailand, Yinluck Sinawatra sekarang, atau Anwar Ibrahim di Malaysia, begitu juga Anas Urbaningrum yang kini terjerat korupsi kasus Hambalang.
“Dengan kata lain, para tokoh muda atau pendatang baru dianggap belum punya kapasitas jaringan yang kuat dalam sistem politik di Indonesia. Jika pun ada, sayangnya mereka biasanya terpaku pada satu patron politik,” tegas pengamat politik dari Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara, di Jakarta, Jumat (14/3).
Ia tak membantah, Jokowi berhasil mendekatkan diri dengan masyarakat karena praktek blusukannya. Dan, itu bisa saja diapresiasi. Tapi seharusnya Jokowi adalah orang yang mutlak dikontrol dan diawasi.
Bagaimanapun, Jokowi yang juga notabene seorang politikus punya strategi dan motif politik tertentu. ‘Blusukan’ yang kerap dilakukan Jokowi, salah satunya. Karena itu, Jokowi perlu juga dilihat kelemahan dan kekurangannya.
“Satu-satunya ‘lawan tanding’ Jokowi adalah Prabowo Subianto, memiliki popularitas dan elektabilitas yang cukup sederajat dengan Gubernur DKI,” ujarnya. (tety)