JAKARTA (Pos Sore) — Hujan deras yang mengguyur kota Jayapura, Papua pada Sabtu (22/2) mengakibatkan ibukota Povinsi tertimur kini terendam banjir dan longsor. Total melumpuhkan roda perekonomian disana. Tercatat satu orang meninggal dunia serta sembilan orang lainnya luka-luka. Jumlah itu diperkirakan masih akan bertambah akibat musibah tersebut.
Ibrahim Husein, warga kota Jayapura ketika dihubungi menuturkan, akibat banjir bandang yang menggenang kota Jayapura tersebut, nyaris lalulintas orang dan barang jasa tidak bisa beroperasi. Dia menduga, banjir disebabkan oleh Kali Anafri yang mengalir di tengah kota meluap. “Satu rumah hanyut terbawa arus sungai di Kloofkamp, sementara pertokoan yang berada di wilayah kota, gedung DPRP Papua dan jalan-jalan protokol digenangi air setinggi lutut orang dewasa.”
Selain banjir, hujan deras juga mengakibatkan longsor di dua tempat yakni Dok V Atas yang menimpa 4 rumah dan di APO yang menimpa satu rumah. 1 Orang meninggal dunia akibat longsor tersebut.
Sementara itu John Louis Bukorsyom, melalui jejaring sosial facebook mengimbau Walikota Jayapura melakukan razia dan menindak tegas semua bangunan baik yang tidak memiliki IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) maupun berIMB tetapi salah penggunaannya. Juga, kata John, pemerintah harus melakukan razia dan melakukan pengecekan ke lereng-lereng gunung dan hutan di jayapura yang sudah gundul. “Tangkap pelaku yang melakukan penebangan liar sehingga membuat hutan di sekitar kota Jayapura menjadi gundul, bersihkan DAS (daerah aliran sungai) dari bangunan-bangunan,” tegasnya.
Di samping itu katanya, pemerintah hendaknya memanggil tenaga ahli untuk mengkaji ulang dan merancang kota jayapura untuk lebih baik. “Drainase-drainase harus dirancang ulang, kerjasama dengan kabupaten2 disekitarnya.” katanya. Pembangunan yang dibuat tanpa perencanaan yang matang membuat kota yang tidak pernah dilanda banjir selama bertahun-tahun itu, kini sering diterjang banjir bandang dan longsor yang merenggut nyawa manusia.
Secara bersama Ibrahim dan John Louis Bukorsyom mengatakan, jika saja Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten lain yg berbatasan mencoba menahan nafsu untuk melakukan pembangunan fisik yg merusak lingkungan dan tetap mempertahankan keasrian dan keindahan alamnya, diyakini PAD (Pendapatan Asli Daerah) akan meningkat karena memiliki keunikan kota yang berbasis alam.
Tetapi saat ini, lanjut mereka, deretan ruko dan mall terus bersaing dengan gedung-gedung megah yang melindas kawasan lindung seakan-akan kemajuan hanya dinilai dari berapa banyak gedung gedung yang dibangun meskipun mengabaikan lingkungan, bahkan mengambil hak publik tanpa disadari. (hasyim husein)