JAKARTA (Pos Sore) — PT Prodia Widyahusada Tbk (Prodia), pelopor sekaligus pemimpin pasar laboratorium klinik di Indonesia, menyelenggarakan Paparan Publik (Public Expose) dalam rangka Penawaran Umum Saham Perdana atau Initial Public Offering (IPO).
IPO menjadi salah satu langkah strategis Prodia untuk memperkuat fundamental perusahaan dalam jangka panjang, sehingga kinerja bisnis Prodia dapat tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty mengatakan, langkah Prodia melakukan IPO sejalan dengan upaya perusahaan untuk mencapai visi Prodia menjadi layanan kesehatan terpercaya menunjang pengobatan generasi baru, serta sebagai Center of Excellence di Indonesia.
Sebagai pemimpin pasar, sejak tahun 2012 Prodia menjadi satu-satunya laboratorium klinik di Indonesia dengan akreditasi CAP (Collage of American Pathologists), sehingga kualitas hasil tes dari laboratorium Prodia dapat disejajarkan dengan laboratorium internasional.
“Kami percaya IPO ini langkah yang tepat bagi Prodia untuk semakin memperluas layanannya di seluruh propinsi di Indonesia yang didukung dengan teknologi mutakhir berstandar internasional. Sebagai laboratorium klinik pertama di Indonesia yang go public, kami berharap Prodia dapat menjadi pilihan dan partner terbaik bagi para investor,” kata Dewi dalam Public Expose, di Jakarta, Kamis, (10/11).
Prodia menawarkan sebanyak-banyaknya 187,5 juta saham baru atau sebanyak-banyaknya 20% dari total saham Perseroan kepada publik pada kisaran harga sebesar Rp 6.250 – Rp 8.000 per saham. Dana yang ditargetkan akan diperoleh melalui IPO ini berkisar antara Rp 1,172 triliun – Rp 1,5 triliun. Masa penawaran saham akan berlangsung pada 30 November – 2 Desember 2016 dan pencatatan perdana saham direncanakan pada 7 Desember 2016.
Sekitar 67 persen dana IPO akan dipakai untuk mengembangkan dan memperbesar jejaring outlet Prodia di Indonesia, baik di pasar yang ada saat ini maupun di pasar yang baru. Sebesar 19 persen akan digunakan untuk memperkuat kemampuan dan kualitas layanan Prodia melalui pembelian peralatan teknologi diagnostik generasi terbaru.
“Kami yakini ini akan memperkuat layanan Prodia untuk mendukung pengobatan individu yang menjadi tren yang terus tumbuh di industri laboratorium klinik global,” tambahnya.
Selain itu, membeli peralatan untuk pemeriksaan non-laboratorium, dan peralatan atau perlengkapan teknologi informasi. Kemudian sisanya sebesar 14 persen akan digunakan untuk memperkuat modal kerja.
Dewi menambahkan, penggunaan dana IPO yang mayoritas dialokasikan untuk memperkuat fundamental dan kinerja Perusahaan memberi gambaran kepercayaan diri Prodia dalam memperluas jaringannya di seluruh Indonesia. Hal ini sejalan dengan prospek pertumbuhan bisnis di industri kesehatan yang masih sangat terbuka. (tety)