28.9 C
New York
27/07/2024
Opini

INDONESIA: MENANTI ODYSSEY PULANG

Oleh : Tb. Adi Satria

YUNANI sangat identik dengan kisah-kisah epik tentang legenda besar, dengan tokoh-tokohnya yang sangat dramatis. Salah satunya adalah perjalanan panjang Odysseus atau  Odyssey untuk pulang ke kerajaannya. Kisah yang ditulis oleh Homer ini tidak berbeda jauh dengan Kisah Perjalanan ke Barat di Cina tentang Biksu Suci yang melakukan  perjalanan panjang untuk mengambil  kitab suci bersama murid-muridnya, kisah-kisah perjalanan seperti ini memiliki romantisme tersendiri yang tidak lekang dimakan zaman.

Odyssey adalah salah satu tokoh dalam Perang Troya, kisah peperangan yang sudah dibukukan di seluruh dunia, diangkat ke layar lebar berkali-kali dan menjadi salah satu kisah yang terlaris sepanjang masa. Odyssey  dikenal sebagai seorang raja yang harus mengarungi perjalanan panjang untuk pulang kembali ke kampung halamannya seusai perang Troya.  Odyssey berasal dari Ithaca dan ikut berperang dengan kerajaan lainnya untuk menyerang Troya. Ia dikenal kharismatik, pemberani, cemerlang, dan pandai dalam segala hal. Odyssey sangat disegani dan dihormati oleh para raja, kawan maupun lawan lainnya dan ia  juga dicintai oleh pasukan maupun rakyatnya.nSosok yang juga sudah lama dirindukan oleh  Indonesia saat ini.

Sepeninggal Oddysey untuk pergi berperang, Ithaca mengalami kegamangan kekuasaan. Putranya belum dapat bertindak apa-apa karena tidak ada kabar akan kondisi ayahnya. Istrinya diperebutkan oleh para bangsawan-bangsawan yang ingin meminang, dan harta kerajaan tergerus habis untuk membiayai pesta-pesta yang dilakukan setiap malam di Istana oleh para bangsawan-bangsawan yang menunggu jawaban dari sang ratu yang ditinggalkan.

Pesta besar terus dilakukan setiap malam hingga menghabiskan seluruh ternak yang dimiliki istana. Demikianlah hal itu terjadi bertahun-tahun hingga sang putera mahkota  tumbuh dewasa dan tidak lagi dapat menahan diri untuk pergi mencari ayahnya, Odyssey. Indonesia dan Ratu AdilSerupa Ithaca, Indonesia juga merindukan sosok ratu adil yang sudah lama menghilang. Sudah bertahun-tahun pula Indonesia habis digerogoti oleh para pencopet besar yang  berkedok berbagai jabatan tinggi negara, berkedok menjadi raja-raja kecil yang tidak segan menjual tanah rakyatnya sendiri lengkap dengan isi perutnya hanya untuk  membeli ikat pinggang Hermes, tas kerja Louis Vuitton, Pulpen Montblanc, dan Blackberry Porsche.

Tidak ada Raja Besar yang ditakuti dan disegani untuk mengawasi  kelakukan mereka. Semua memiliki kepentingan yang sama, saling berbagi, saling menutupi dan saling menusuki. Ironis memang. Dan lucunya, serupa dengan para bangsawan Ithaca, semua pembesar di negeri ini merasa berhak untuk melakukan itu semuanya seakan mereka adalah pemilik Indonesia,  pemilik negara, pemilik APBN/APBD dan pemilik suara rakyat. Anggaplah Penelope, permaisuri Odyssey adalah Ibu Pertiwi. Maka semua raja-raja kecil itu merasa pantas  untuk menikahi Ibu Pertiwi dan menghabiskan harta yang bukan milik mereka. Miris sekali melihat Penelope sepeninggal Odyssey, persis dengan nasib Ibu Pertiwi seperti tertulis persis dalam lirik lagu Ismail Marzuki:

Kulihat ibu pertiwi/ Sedang bersusah hati/ Air matamu berlinang/ Mas intanmu terkenang/ Hutan gunung sawah lautan/ Simpanan kekayaan/ Kini ibu sedang susah/ Merintih  dan berdoa. 

Percayakah Anda bahwa lagu itu benar terjadi hari ini? Betapa hutan, gunung, simpanan kekayaan Indonesia sudah habis digerogoti. Sekarang bukan hanya Kalimantan yang gundul, Papua dengan lubang emasnya, Bangka Belitung yang sudah habis dibolongi tambang timah, Sulawesi yang sudah habis sepanjang Konawe hingga Morowali oleh tambang-tambang nikel, bahkan harga dirinya pun habis digerogoti tetangga-tetangganya.

Dalam akhir kisah Oddysey, rintihan dan doa Penelope terjawab. Odyssey yang bernasib malang tidak henti-hentinya dicoba para Dewa dan Dewi hingga pada akhirnya dengan  rasa iba, Dewi Athena memohon ayahnya Zeus untuk mengembalikan Odyssey pulang ke Ithaca. Singkat kata dengan bantuan dewi Athena, Odyssey yang malang akhirnya dapat  kembali ke Ithaca, menyamar dan bersembunyi dan pada babak akhir cerita akhirnya ia muncul kembali membalas seluruh perbuatan yang dilakukan para bangsawan tersebut.

Indonesia mungkin belum sampai pada babak yang terakhir dari kisah Odyssey. Saya yakin seyakin-yakinnya dan semoga para pembaca sekalian pun berharap serupa, kalau  Indonesia sudah masuk di babak ketika Odyssey kembali ke tanah Ithaca. Mungkin ia masih bersembunyi, atau mungkin ia masih dipersiapkan Tuhan saat ini seperti kisah sang ratu adil atau satrio piningit. Tapi yakinlah bahwa ia siap untuk membalas para pencoleng berkedok raja-raja kecil itu. Yakinlah bahwa mereka semua yang merampok bangsa ini akan binasa di tangan Oddyssey yang kita nantikan.

Seperti halnya Penelope yang menanti Odysseus, semoga pula rintihan dan doa Ibu Pertiwi segera dijawab dengan turunnya tangan Tuhan bagi Indonesia. Akhirnya. mari kita  menunggu Odysseus Pulang.(Penulis :Pemimpin Umum Pos Sore)

Leave a Comment