12.9 C
New York
24/05/2025
Aktual

Ibu HIV Positif Boleh Menyusui Bayinya

JAKARTA (Pos Sore) — Dahulu Badan Kesehatan Dunia (WHO) tidak menyarankan, bahkan tak membolehkan ibu dengan HIV-AIDS memberikan ASI pada bayinya. Kini, WHO mengeluarkan kebijakan agar bayi tetap memperoleh ASI dari ibunya dengan tetap mengonsumsi obat antiretroviral.

Untuk pertama kalinya, WHO merekomendasikan ibu yang positif HIV atau anaknya dapat diberi obat antiretroviral selama periode menyusui dan sampai bayinya berusia 12 bulan. Ini artinya bayi masih bisa diberi ASI sehingga mereka bisa mendapatkan keuntungan dari ASI dengan risiko yang sangat kecil terinfeksi HIV.

“ASI memiliki nutrisi lengkap yang sangat dibutuhkan bayi dalam membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan tumbuh kembang bayi,” kata Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi, saat menjadi keynote speaker pada Kongres Nasional II Ikatatan Konselor Menyusui dan Seminar ‘HIV dan Menyusui – Mungkinkah?’, di gedung Kementerian Kesehatan, Sabtu (30/8).

Menkes memaparkan, dari hasil penelitian bila bayi tak disusui ASI oleh ibunya justru memiliki risiko lebih tinggi tertular HIV daripada tidak disusui. Selain itu, angka risiko kematian pun meningkat bila bayi tersebut diberikan susu formula.

“Pemberian ASI eksklusif di enam bulan pertama usia bayi bisa mengurangi 3 sampai 4 kali risiko dari transmisi HIV dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI dan asupan lain berupa susu formula atau makanan lain,” tandas menkes.

Hasil penelitian itu juga menyebut kalau bayinya tidak disusui malah tertular HIV akan lebih tinggi daripada tidak disusui dan risiko kematiannya lebih tinggi pada yang mendapatkan susu formula daripada yang disusui.

Menkes menegaskan, ASI adalah makanan terbaik yang dapat diberikan ibu pada bayinya. Diberikan oleh Tuhan kepada ibunya untuk diberikan kepada bayinya. “Kalau ada yang melarang ibu positif HIV menyusui bayinya, dia berdosa besar karena membuat ibu dan bayi tidak mendapatkan haknya,” tegasnya.

Dikatakan, tidak ada yang bisa menggantikan ASI. “Kamu menghina Tuhan jika bilang ada pengganti ASI. Susu sapi itu kan untuk anak sapi, masa bayi kita disamakan dengan anak sapi,” tandasnya.

ASI mengandung ribuan sel imun hidup dan enzim yang melindungi bayi dari semua macam penyakit. Tak terkecuali ibu dengan HIV-AIDS. Karenanya, dianjurkan memberikan ASI untuk bayinya secara eksklusif.

Ketua Ikatan Konselor Menyusui Bayi (IKMI), Nia Umar, S.Sos, M.Kes, menambahkan melalui kongres yang dikemas dengan seminar ini, para konselor menyusui seluruh tanah air dapat meningkatkan kompetensinya dalam memberikan pelayanan terbaik bagi praktek dan kegiatan menyusui.

“Peranan konselor menyusui sungguhlah dirasakan penting. Kehadiran IKMI sebagai wadah para konselor menyusui di Indonesia memudahkan berbagi pengalaman dan informasi,” katanya.

Hal ini selaras dengan tema Pekan ASI Sedunia 2014, Breastfeeding: A Winning Goal for Life. Semua berperan, semua mendukung, melindungi, dan mempromosikan pemberian ASI.

Nia berharap pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya bisa membuat program atau kegiatan dalam mendukung pemberian ASI bagi bayi yang ibunya positif HIV. (tety)

Leave a Comment