JAKARTA (Pos Sore) — Sejumlah perwakilan agama besar di dunia mendirikan Global Freedom Network (GFN). Tujuannya, membangkitkan aksi global demi memberantas perbudakan modern dan perdagangan manusia karena sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Aksi gerakan itu tertuang dalam nota kesepahaman dan MoU), yang ditandatangani Rektor Akademi Kepausan untuk Ilmu Pengetahuan dan Akademi Kepausan untuk Ilmu-ilmu Sosial, Uskup Mancelo Sanchez Sorondo, mewakili Paus Fransiskus, Dr Mahmoud Azab mewakili Imam Besar Al Azhar Mesir, Uskup Sir David John Moxon, mewakili Uskup Agung Canterbury Uskup Agung Justin Welby, dan Pendiri Walk Free Foundation Andrew Forrest, inisiator gerakan ini.
Dikatakan Andrew, eksploitasi fisik, ekonomi, dan seksual atas pria, wanita, dan anak-anak menjerumuskan 30 juta orang yang setiap harinya mengalami tindakan tidak berkeperikemanusiaan dan penghinaan.
Karenanya, Andrew Forrest menegaskan, semua pihak yang menandatangani kesepakatan ini berkomitmen untuk melakukan semua cara dan upaya membangkitkan aksi global demi memberantas perbudakan modern dan perdagangan manusia. Mengawali gerakan ini pada tahun pertama akan fokus pada koreksi di internal keagamaan.
“Karenanya, gerakan ini juga melibatkan kepemudaan, keluarga, sekolah, perusahaan, universitas, dan lembaga pemerintah untuk memberi edukasi tentang hakikat perbudakan modern dan perdagangan manusia,” kata Andrew Forrest, di Vatikan, Senin (17/3).
Menurut Andrew, kejahatan itu diciptakan oleh manusia dan dapat diatasi dengan tekad dan upaya dari orang-orang yang beriman. “Diharapkan dengan gerakan baru ini akan semakin mendorong komitmen untuk membebaskan sesama yang paling tertindas,” katanya. (tety)