8.4 C
New York
10/12/2024
Olahraga

FIFA Izinkan Wanita Berjilbab Ikut Bertanding

ZURICH (Pos Sore) — Impian para pemain wanita muslim ikut dalam turnamen internasional akhirnya terwujud setelah Badan Pesepakbola Dunia FIFA mengizinkan pemakaian jilbab dalam pertandingan.

“Kami memutuskan pemain wanita boleh memakai jilbab selama pertandingan,” ujar Sekjen FIFA Jerome Valcke pada pertemuan Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional IFAB, yaitu badan pembuat keputusan aturan sepakbola di Zurich, Swiss akhir pekan lalu.

Keputusan ini memungkinkan pemain wanita memakai jilbab selama pertandingan. Izin juga diberikan kepada pemain pria untuk memakai serban atau ikat kepala guna memenuhi keinginan masyarakat penganut agama Sikh.

“Masa uji coba ini adalah hasil dari putusan pada Juni 2012 yang dikeluarkan IFAB untuk membalikkan larangan FIFA pada 2007, yang mengacu pada berbagai laporan dari tim medis badan sepakbola dunia itu.”

“Pemain pria juga boleh memakai serban asalkan warnanya sesuai dengan warna kaos tim,” tambah Valcke. Para pemain wanita dilarang memakai jilbab pada kompetisi FIFA tahun 2007 lalu. FIFA beralasan pemakaian jilbab dapat memicu risiko cedera kepala dan leher.

Pada April 2010, FIFA mengumumkan pihaknya akan melarang jilbab bagi wanita muslim dan pakaian relijius agama lain selama Olimpiade di London pada 2012 lalu.

Namun pada Maret 2012, IFAB membolehkan pemain wanita untuk memakai jilbab, sebuah putusan yang diratifikasi pada Juli 2012.

Lalu IFAB melakukan uji coba selama dua tahun yang dimulai pada 2012 tentang pemakaian jilbab bagi pemain wanita. Uji coba ini adalah permintaan dari Konfederasi Sepakbola Asia AFC, yang terbukti sukses.

Masa uji coba ini adalah hasil dari putusan pada Juni 2012 yang dikeluarkan IFAB untuk membalikkan larangan FIFA pada 2007, yang mengacu pada berbagai laporan dari tim medis badan sepakbola dunia itu.

Menurut beberapa pejabat FIFA, putusan yang membolehkan pemain wanita memakai jilbab adalah upaya kerja keras Pangeran Ali, saudara tiri Raja Abdullah II dari Yordania.

“Ini adalah perintah untuk seluruh dunia,” tegas Valcke, seraya mengkonfirmasikan Yordania menjadi tuan rumah pertandingan Piala Dunia untuk sepakbola wanita untuk kategori usia di bawah 17 tahun pada 2016 mendatang.

Menurut Valcke, putusan ini adalah permintaan dari negara-negara Islam dan mereka berjanji untuk mendukung olahraga sepakbola wanita di negara masing-masing.

Iran termasuk negara yang paling gencar berkampanye untuk pencabutan larangan pemakaian jilbab. Tim sepakbola wanita Iran dilarang bertanding pada babak kualifikasi putaran kedua Olimpiade 2012 melawan Yordania setelah mereka menolak melepas jilbab sebelum pertandingan dimulai.

Iran, yang kala itu berada di posisi teratas grup sementara pada putaran pertama babak kualifikasi setelah tak terkalahkan, akhirnya mendapat skor kalah 3-0 sebagai hukuman penalti sehingga menghapuskan impian mereka untuk lolos ke Olimpiade di London.

Pada pertemuan umum di markas besar di Zurich, FIFA juga mengeluarkan aturan baru yang melarang pemain memakai kaos berisi pesan khusus pada kaos yang dipakai di dalam kaos tim. Perubahan aturan ini mulai berlaku efektif pada 1 Juni mendatang, yang mengamandemen UU 4 pertandingan, yang berkaitan dengan pakaian pemain.(onislam/bbc/meidia)

Leave a Comment