JAKARTA (Pos Sore) — Jumlah penderita penyakit kanker di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Merujuk data Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi kanker di Indonesia mencapai 1,4 jiwa per 1000 penduduk. Dengan prevalenso tertinggi menyerang jenis kelamin perempuan.
Untuk membantu pengobatan penderita penyakit kanker, RS Omni Pulomas meresmikan fasilitas Chemo Center, Selasa (9/9). “Fasilitas terbaru ini untuk menjamin patient safety dengan layanan komprehensif, mulai dari diagnosa, konsultasi hingga tindakan yang terintegrasi dalam satu fasilitas,” kata Direktur RS Omni Hospital Pulomas, dr. Maria Theresia Yulita MARS.
Chemo Center ini memiliki drug mixing room yang sangat steril, kedap suara serta menggunakan sistem interlock. Dengan begitu, keakurasian, sterilitas dan kualitas saat pencampuran obat untuk pasien terjamin.
Ia menambahkan, dalam tindakan pemberian kemoterapi perlu diperhatikan prinsip 6 benar: benar pasien, benar rute, benar dosis, benar obat, benar waktu, dan benar dokumentasi. Dalam pemberian obat, baik premedikasi, obat kemoterapi, dan post medikasi harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.
“Sangat diperlukan pelaksanaan kemoterapi yang aman dan sesuai prosedur mengingat efek samping yang dapat timbul dalam pelaksanaan kemoterapi berlaku bagi pasien, petugas kesehatan, dan lingkungan sekitarnya,” tambahnya.
Kelebihan Chemo Center ini, adanya kesempatan pasien untuk memperoleh second opinion dari Top Role Model Doctors di Jepang yang telah bekerjasama dengan RS Omni. Di antaranya, Dr. Toshihiko Sato (Radiology), President of Noguchi International Diagnostic Clinic, Dr. Joji Yamamoto (oncology), President of Kamagaya General Hospital, Prof. Dr. Hiromu Mori (Radiology), Oita Univesity Hospital, dan Dr. Hidemi Furusawa (Oncology), Director Breastopia Namba Hospital.
“Semua informasi medis pasien dikirim melalui teleradiologi sehingga dokter kanker di Jepang dapat menganalisa kondisi pasien serta memberikan rekomendasi teknik pengobatan secara cepat dan tepat. Hasil second opinion ini dapat diberitahukan kepada pasien setelah lima hari kerja dari pengiriman data,” paparnya.
Kriteria pasien yang mendapat kesempatan untuk second opinion, adalah pasien yang sudah lama terdiagnosa kanker maupun yang baru, yang sesuai dengan kriteria RS Omni. “Semua fasilitas baru dan canggih ini wujud komitmen RS Omni untuk membantu pemerintah dalam menangani pengobatan penderita penyakit kanker di Indonesia,” katanya.
Adapun nama-nama dokter ahli dari RS Omni, antara lain dr. Henry Naland, Sp.B (K) Onk, Prof. DR. dr. Faisal Yunus, Sp.P (K), FCCP, dr. Fajar Firsyada, Sp.B-KBD, dr. Boy Busmas, Sp.OG (K) Onk, dr. Meilana Saraswati, Sp.PA, dan dr. Abidin Widjanarko, Sp.PD. (tety)