Memasuki era globalisasi saat ini dan pergaulan yang kian global, penguasaan bahasa Inggris mutlak diperlukan. Jangan lagi ada istilah ‘yes or no’ atau sekedar cas cis cus dengan bahasa Inggris ala kadarnya. Tak heran, penggunaan bahasa Inggris di kalangan masyarakat urban pun kian tren.
Melihat gaya hidup ini, Casio Computer Co. Ltd meluncurkan Casio EX-Word dalam dua model sekaligus EW-ID2000 dan EW-ID100. Kamus elektronik yang didesain khusus untuk konsumen Indonesia ini memudahkan konsumen dalam mempelajari bahasa Inggris.
Kamus elektronik ini mirip gadget smartphone, sehingga menggunakannya pun terlihat gaya. Tak ada yang tahu jika kita tengah belajar bahasa Inggris melalui perangkat pintar itu. Dilengkapi dengan fitur dan jumlah referensi, mempelajari bahasa Inggris pun kian mudah, bahkan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman secara menyeluruh.
Nobuyuki Mochinaga, Corporate Officer, Senior General Manager Consumer Product Division Casio Japan, merasa bangga dapat terus mendukung perkembangan dunia pendidikan di Indonesia melalui kehadiran produk education tools yang sangat dibutuhkan.
“Bagi kami, Indonesia pasar yang sangat potensial dalam penyebaran produk-produk berkualitas Casio selama ini. Kami memiliki komitmen untuk mendukung perkembangan dunia pendidikan melalui inovasi produk-produk Education Tools yang dapat menunjang program belajar mengajar,” katanya, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Kazunori Yamagisi, Chief Casio Representative Office, Casio Jakarta Representative Office menambahkan,
Produk ini semakin mempermudah memahami dan mempelajari bahasa Inggris, di mana saja dan kapan saja. Bentuknya yang mungil dan ringan sehingga mudah dibawa ke mana-mana, perbendaraan kosa kata yang banyak dan dapat dipertanggung jawabkan serta fitur-fitur yang simple dan penting.
Memang tak dipungkiri kecanggihan smartphone yang marak belakangan ini dilengkapi dengan fitur-fitur koneksi internet seperti wifi dan browser terkadang juga menjadi education tool atau kamus elektronik. Namun dengan beragam aplikasi social media yang terdapat dalam smartphone yang saat ini tengah menjadi habit baru seperti aplikasi facebook, twitter, bbm, whatsup, path, instagram dapat menyebabkan konsentrasi penggunanya terpecah dan tidak fokus dalam mempelajari bahasa Inggris.
“Belum lagi ditambah beberapa kendala yang dihadapi bila menggunakan smartphone seperti sinyal buruk yang menyebabkan terputusnya koneksi internet,” tuturnya.
Menurutnya, saat kita tengah menterjemahkan, sangat bergantung pada area hotspot untuk akses internet, serta penggunaan pulsa telepon yang berlebihan. Kondisi ini menjadi penghalang dalam proses belajar bahasa Inggris secara maksimal.
“Melalui produk ini kami percaya mempelajari bahasa Inggris menjadi suatu kegiatan yang mengasyikan dan dapat dilakukan di mana saja dan kapan pun bahkan hingga dalam situasi tak kondusif seperti terjebak kemacetan sekali pun, masih dapat mempelajari bahasa Inggris dengan nyaman dan fokus,” tambahnya. (tety)