29.7 C
New York
15/07/2025
Aktual

Bioskop Amerika Putar Film “Jinn”

DETROIT — Sebuah perusahaan produksi hiburan di Detroit, Amerika baru-baru ini telah memutar sebuah hiburan yang menegangkan yang juga film  membawa nuansa Islam pertama bertajuk “Jinn”.

Ini adalah jenis film yang jarang diproduksi produsen film tingkat dunia.  “Ada saat ketika kita menjadi sangat kreatif dan menciptakan banyak hal, dan kita lupa tentang bagaimana melakukannya. Tapi kita punya banyak kisah sendiri untuk dibagikan,” ujar Ajmal Zaheer Ahmad, penulis cerita sekaligus sutradara film, kepada Religion News Service.

Seperti jutaan orang muslim di seluruh dunia, Ahmad punya banyak kisah tentang jin.  Kisah itu termasuk di antaranya cerita takhayul. Kisah tentang jin sering mengacu pada sumber Alquran yang menyebutkan tentang jin pada beberapa ayat.  Mengingat jin digambarkan sebagai mahluk tak terlihat dan hidup pada dunia dimensi yang berbeda, banyak orang muslim percaya pada berbagai kisah rakyat yang telah bercampur dengan tradisi timur.

“Ada banyak takhayul di sana. Banyak orang menyalahkan jin atas segala hal,” kata Imam Achmat Salie, profesor kajian Islam di University of Detroit Mercy yang melakukan pratinjau film.

Dirilis pada 4 April lalu, film ini berkisah tentang pahlawan muslim dan keluarganya yang dikejar-kejar jin.  Dengan mengacu dari sudut pandang Islam, seorang narator membuka film itu dengan mengatakan: “Pada awal kehidupan ada tiga mahluk yang diciptakan.Manusia, mahluk yang diciptakan dari tanah liat. Malaikat, mahluk yang diciptakan dari cahaya dan ketiga, mahluk yang dibuat dari api.”  Kisah itu kemudian menjelaskan tentang manusia turun ke bumi untuk memerintah dunia, mengerjakan semuanya kecuali lupa tentang jin, yang hidup di alam lain dan tidak terlihat oleh mata manusia.

Dalam memproduksi film itu, Ahmad menyaring berbagai kisah dari kalangan orang muslim tentang keyakinan mereka berkaitan dengan jin. Hasilnya, antara 25 hingga 30 persen orang muslim masih takut pada jin.  “Mereka merasa bahwa itu adalah sebuah topik yang menakutkan. Mereka butuh keberanian untuk menonton film itu karena merasa bila Anda berbicara tentang jin, atau meminta jin untuk datang ke dalam kehidupan Anda, maka jin akan mengikuti manusia kemana pun pergi,” papar Ahmad.

Dalam kisah itu, seorang pahlawan muslim mendapat bantuan dari seorang pendeta dan seorang jin Yahudi untuk menumbangkan kutukan pada keluarganya yang dikejar-kejar jin jahat yang berkuasa.  Penulis sengaja mengambil tema antaragama. “Saya pikir ini adalah kesempatan bagus untuk menunjukkan bahwa kami memiliki lebih banyak kesamaan ketimbang perbedaan. Cerita tentang jin sudah sangat lama dan kami dapat menemukannya di semua agama,” tutur Ahmad.

Banyak orang muslim akan mengenal ajaran Alquran yang kerap disebut-sebut dalam film itu yaitu “A’uzu bilahi minashaitanir rajim” yang berarti “Saya minta perlindungan kepada  Allah dari setan”.

Lebih dari itu, film ini juga menambahkan unsur lain dalam kehidupan jin, mengacu pada “gulungan perkamen jin” dan para rasul jin.  Film itu telah dipratinjau oleh tujuh imam sebelum diputar di bioskop untuk memastikan agar isi cerita tidak menyinggung orang muslim.  “Alquran mengajarkan bahwa jin punya agamanya sendiri. Jadi mungkin saja jin punya nabinya sendiri dan kitab agama sendiri,” papar Salie, salah satu imam yang melakukan pratinjau film.

Dalam Islam, anggapan yang menyebutkan jin menguasai manusia dan mengendalikannya telah menjadi isu kontroversi. Bila sebagian orang melihatnya sebagai fakta, sebagian lain menolak anggapan itu dengan dalih bahwa tidak ada bukti yang menguatkannya.

Sheikh Ahmad Kutty, seorang dosen senior dan seorang pakar Islam di Islamic Institute of Toronto, Ontario, Kanada mengatakan kepercayaan orang bahwa jin menguasai manusia dan mengendalikannya bukan bagian dari kepercayaan dasar dalam Islam. Namun sebagian pakar Islam di masa lalu seperti ibnu Taymiyyah menganggapnya sebagai sebuah fakta, sementara sebagian lainnya menyangkalnya.(onislam/meidia)

1 comment

Leave a Comment