12.3 C
New York
26/10/2024
Aktual

Biaya Produksi OKI Pulp and Paper Hemat 30%

JAKARTA (Pos Sore) — Guna mendukung industri ramah lingkungan, produsen kertas dan bubur kertas, Asia Pulp and Paper (APP) menerapkan teknologi terbaru bark gasification.

Managing Director Sinar Mas G. Sulistyanto mengungkap teknologi ini pertama kali diterapkan di industri kertas di Indonesia.

“Bark gasification akan diterapkan pertama kali di pabrik kertas kami yang baru PT OKI Pulp and Paper,” kata Sulistyanto disela Indo Green Expo, akhir pekan lalu.

“Dari sisi operasional bisa menghemat lebih 30 persen biaya produksi. Terapan teknologi ini,  juga  dilakukan industri serupa di Eropa.”

Dijelaskannya, bark gasification merupakan terobosan penting bagi APP. Teknologi ini mengupayakan APP memproduksi gas dari limbah serpihan kayu untuk pembangkit listrik (power plant) pabrik.

“Ini jadi proyek pertama kami, yang diarahkan untuk diterapkan di pabrik APP lainnya,” papar Sulistyanto yang menyebut terapan teknologi ini bisa meningkatkan produktivitas secara signifikan mulai 2016.

Menurutnya, dari sisi operasional bisa menghemat lebih 30 persen biaya produksi. Terapan teknologi ini, lanjut dia, sudah dilakukan industri serupa di Eropa.

Pembangunan PT OKI Pulp and Paper Mills sendiri diungkap Sulistyanto akan tuntas pada 2016 dan saat ini masih berproses.

Pabrik bubur kayu dan kertas yang berlokasi di Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan ini berkapasitas 2 juta ton per tahun. “Ground breaking-nya tahun ini, sebelum pemerintah baru terbentuk,” kata dia.

Selain memproduksi pulp, pabrik ini juga akan memproduksi tisu dengan kapasitas 500 ribu per tahun dan berorientasi ekspor.

Untuk bahan baku pabrik OKI ini, APP akan mengandalkan dari hutan tanaman yang sudah ditanamnya sejak 2004. “Kami akan pakai kayu hutan tanaman. Sama sekali tidak pakai hutan alam,” jelasnya.

Dengan kapasitas pabrik 2 juta ton, OKI Pulp and Paper akan menyerap 6.000 tenaga kerja langsung. “Dan akan bertambah untuk tahap berikutnya sejalan dengan operasional pabrik.”

Sedangkan untuk industri kertas tisu menelan investasi 500 juta dolar AS, sehingga total investasinya mencapai 3 miliar dolar AS. (fent)

Leave a Comment