JAKARTA (Pos Sore)- Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Soenoto menyatakan,potensi bahan baku melimpah.Makanya ia menargetkan pertumbuhan ekspor akan dauber sekitar 25 persen senilai US$5 miliar pada beberapa tahun ke depan.
Ia optimis Indonesia mampu menjadi leader untuk industri mebel dan kerajinan di kawasan regional Asean. Dengan ketersediaan bahan baku yang melimpah, sumber daya manusia yang besar serta semakin kondusifnya iklim investasi, Indonesia harus bisa meningkatkan target pertumbuhan ekspor produk mebel dan kerajinan nasional hingga US$5 miliar dalam beberapa tahun mendatang.
“Kami minta dukungan pemerintah, bila ada regulasi atau UU yg dirasa menghambat pertumbuhan dunia furnitur dan kerajinan, kami akan terus desak untuk dihilangkan, begitu juga sebaliknya.”
Kendati sekarang ini,katanya,industri mebel belum menjadi industri yang tangguh karena pelbagai kendala. Dari total ekspor mebel dunia senilai US$112 miliar, ekspor mebel Indonesia hanya US$1,7 miliar pada 2013.
Dari 15 eksportir mebel dunia, Indonesia hanya menduduki peringkat ke-13. Kinerja industri mebel Indonesia ini jauh di bawah total ekspor mebel Vietnam yang mencapai US$4 miliar dan menduduki posisi ke-4.
Padahal, 10 tahun lalu industri mebel Vietnam belum muncul.
“Kami butuh pertumbuhan 25% untuk bisa mengejar ketertinggalan. Kami minta dukungan pemerintah, bila ada regulasi atau UU yg dirasa menghambat pertumbuhan dunia furnitur dan kerajinan, kami akan terus desak untuk dihilangkan, begitu juga sebaliknya,” kata Soenoto.
Harus dilakukan pengembangan desain karena tiap negara memiliki selera yang berbeda-beda. Kemudian, desain juga harus dilindungi, karena apa artinya desain itu bila dikembangkan tanpa perlindungan, nanti malah dipatenkan oleh negara lain. (fitri)