-2.3 C
New York
24/01/2025
Aktual

APTA Sulit Pasarkan Merk Sendiri

JAKARTA (Pos Sore) — Ketua Asosiasi Perajin Tangerang (APTA), Agus Winarno, mengeluhkan sulitnya memasarkan sepatu yang diproduksi oleh anggota APTA dengan merk sendiri. Beda halnya tatkala para perajin membuat sepatu dengan merk yang sudah ternama.

“Kalau kami membuat sepatu dengan merk lain, pesanan cukup banyak.Bahkan dipasarkan hingga ke seluruh Indonesia, tapi menggunakan merk ternama, berarti para perajin telah melakukan pelanggaran,” ungkapnya.

Jika menggunakan merk sendiri, para pedagang enggan membayar sepatuterlebih dahulu. “Jadi barang ditaruh dulu, baru sebulan kemudian uangnya diambil,” ungkap perajin sepatu lainnya Nabtuha.

Nabtuha mengatakan penjualan dengan metode seperti itu tidak efektif. Yang dibutuhkan perajin adalah ‘bapak angkat’ sehingga perajin fokus pada produksi saja. Urusan pemasaran diurus ‘bapak angkat.

APTA sendiri sebenarnya tak masalah jika misalnya harus mengeluarkan dana Rp50 juta untuk pengajuan merk, asal merk yang diajukan mendapatkan tempat di hati masyarakat. Sayangnya, masyarakat lebih senang memakai merek ternama, yang sering dilihat di televisi atau yang dipakai public figure. Meski harga sepatu yang dipakainya tak semahal merek ternama.

Melihat persoalan ini, Ketua Umum LSM Universal Monitoring Indonesia (UMI), Dewi Sri Laksmi Triman, menyatakan siap untuk menjembatani para perajin dengan pemerintah. “UMI akan membantu seluruh perajin dalam hal pemasaran,” kata Dewi.

Pihaknya, kata dia, akan meminta pihak kementerian untuk membuat kebijakan penggunaan produk lokal. Melalui usaha tersebut, diharapkan para perajin bisa lebih sejahtera. (tety)

Leave a Comment