JAKARTA (Pos Sore)–Universitas Trilogi dan Jasa Raharja bekerjasama mensosialisasikan sikap hidup berdisiplin dalam berlalu lintas kepada masyarakat, yang tujuannya untuk mengurangi korban akibat kecelakaan di jalanan.
” Universitas Trilogi siap membawa konsep Prime ini kepada masyarakat. Sehingga masyarakat mepunyai karakter, budaya, sikap, kemauan dan bisa melaksanakan apa yang diinginkan Jasa Raharja, polisi lalulintas maupun Organda. Dengan demikian kepadatan jalan tidak lagi dituduh sebagai pembunuh yang lebih ganas dari peperangan di Indonesia,” ujar Ketua Dewan Pembina Universitas Trilogi, Prof Dr Haryono Suyono dalam “Dialog Publik Asuransi Jasa Raharja, Komitmen Prime Untuk Pelayanan” yang diselenggarakan di kampus UNTRI Jakarta kemarin.
Dalam kesempatan itu Haryono mengatakan, bagi dirinya, pelayanan yang diberikan oleh Jasa Raharja sama dengan pengalamannya selama 30 tahun menggeluti program Keluarga Berencana (KB) yang banyak tantangannya.
“Berdasarkan pengalaman pribadi, pekerjaan yang mirip dengan Jasa Raharja adalah pekerjaan dokter, bidan, bupati maupun dengan pemerintah daerah,” kata Haryono.
Konsep prime ini, lanjut Haryono, harus disebarluaskan sehingga menumbuhkan budaya yang tidak ada cacatnya, budaya yang tidak saja berkembang dalam lingkungan Jasa Raharja, tetapi juga ketika orang menghubungi jaringan pelayanan pihak Polisi Lalulintas, Organda, bahkan sampai dengan jajaran Dinas Pekerjaan Umu (PU) yang mungkin jalannya rusak.
Pelayanan Jasa Raharja dengan “motto prime” dianggap tidak ada yang kurang dalam arti konsepsi maupun falsafah.
Proses budaya ini, katanya, harus meyatu, bahwa pelayanan itu bukan sekedar pelayanan setelah terjadi kecelakaan. Tapi pelayanan yang mencegah sehingga premi yang terkumpul pada Jasa Raharja tidak jadi digunakan untuk menyantuni karena tidak ada yang celaka. Kemudian uang premi tersebut diberikan kepada pihak Polisi Lalulintas, PU dan Organda untuk membuat jalan agar mulus dan tidak menimbulkan kecelakaan. “Sehingga mereka membantu Jasa Raharja untuk memberikan pelayanan yang sifatnya lebih prefentive,” kata Haryono.
Di bagian lain pernyataannya, Haryono mengatakan, untuk suatu inovasi diperlukan setidak-tidaknya tiga komponen yang penting. Pertama, sebagai pelayanan telah dipenuhi oleh Jasa Rahaja dengan baik. Komponen kedua, dari pelayanan adalah masyarakatnya sendiri. Baik Jasa Raharja, Polisi Lalulintas, maupun Organda bukan saja memberikan pelayanan yang terbaik, tetapi harus menyatu dengan masyarakat, berbaur dengan masyarakat. Karena itulah Universitas Trilogi siap membawa konsep Prime ini ke tengah masyarakat.
Universitas Trilogi dengan dosen pembimbing dan mahasiswanya siap terjun kedesa untuk membangun disiplin berlalulintas, asuransi Jasa Raharja untuk disampaikan kepada masyarakat. Komponen yang ketiga, adalah informasi, pendidikan dan advokasi.
“Sebagai pembina Universitas Trilogi, saya mengajak para dosen dan mahasiswa dengan salah satu program studinya, yaitu komunikasi dan audiovisual dan lainnya untuk membangun informasi, komunikasi yang bisa membangun karakter dan budaya bangsa yang memenuhi syarat dan dikehendaki Jasa Raharja, pihak Kepolisian dan Organda,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut Haryono juga mengajak mengembangkan aturan hukum untuk mendidik masyarakat diikuti disiplin dan mempunyai program pendidikan. Bukan disiplin mati, tetapi disiplin sebagai pelajaran untuk mencegah kecelakaan. Diharapkan kecelakaan lalulintas bukan lagi menyaingi kecelakaan atau kematian yang disebabkan penyakit, tetapi kecelakaan yang memang sama sekali tidak bisa dicegah.
Sementara itu, Menko Kesra, Agung Laksono mengatakan negara tidak dalam keadaan perang tapi banyak korban akibat kecelakaan. Karena itulah perlunya pembenahan karakter bangsa.
Dengan adanya Asuransi Jasa Raharja akan semakin lengkap proteksi perlindungan sosial terhadap masyarakat. Secara bertahap telah ada asuransi sosial dibidang kecelakaan. Ia menunjuk UU Jaminan Sosial yang telah melahirkan dua badan penyelenggara jaminan social, yaitu di bidang kesehatan dan bidang keternagakerjaan / kecelakaan kerja. ‘’Setelah itu akan ada lagi yaitu jaminan pensiun dan jaminan kematian,” kata Agung.
Menko Kesra menekankan arti penting dan strategisnya pendidikan karakter bangsa untuk mengurangi kecelakaan. Karena pendidikan karakter bangsa itu harus merupakan sebuah proses yang berlangsung secara terus menerus agar bangsa Indonesia memiliki karakter yang kuat. (junaedi)