10.5 C
New York
01/12/2023
Aktual

1929 Mahasiswa UNM Terjun ke Malang dan Blitar

MALANG (Pos Sore)  – Sekitar 1.929 mahasiswa Universitas Negeri Malang (UNM) siap mendongkrak perekonomian rakyat di daerahnya melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Disamping itu mahasiswa dilatih menjadi pemimpin masa depan yang pro rakyat.

Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono mengingatkan, mahasiswa UNM harus percaya diri dan percaya teman dalam melakukan KKN di desa. Rektor, dosen dan mahasiswa UNM bukan saja menjadi guru bangsa, namun bisa meningkatkan kesejaheraan masyarakat.

“Mahasiswa harus memberikan kepercayaan kepada konsitusinya bahwa dirinya mampu ikut mensejahterakan masyarakat di desa. Semuanya harus kelihatan bernutu dan laku jual dan tidak menjelek-jelekan kampusnya,” kata Haryono saat melepas mahasiswa UNM, di Malang, belum lama ini.

Bila masyarakat membutuhkan modal usaha, menurut Haryono, pihak bank sudah siap bersahabat memberikan bantuan permodalan. Sistemnya tentu saja tanggung renteng, yang kaya membantu yang miskin sehingga tidak terjadi tunggakan.

Haryono menghimbau para mahasiswa peserta KKN agar senantiasa memegang prinsip masuk ke desa untuk mengentaskan kemiskinan. Melalui KKN Tematik Posdaya ini jadikanlah desa menjadi desa binaan, baik saat KKN maupun setelah KKN.

“Kehadiran mahasiswa di tempat KKN harus mampu membantu masyarakat untuk mengentaskan kemiskinan, melalui berbagai program yang dibuat. Ada beberapa poin penting yang harus dijadikan target dalam KKN Tematik Posdaya,” jelasnya.

5 Kegiatan Utama Posdaya  
Menurut Haryono, ada lima kegiatan utama Posdaya itu disingkat dengan 2M yang mengapit 3W. Yakni Maton, Waras, Wasis, Wareg dan Mapan. Maton yakni kegiatan berkaitan dengan keagamaan dan kebudayaan yan meliputi keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, kegiatan budaya, gotong royong, dan lain-lain.

Sedangkan Waras atau sehat yakni upaya untuk membuat masyarakat sehat. Salah satunya melalui revitalisasi Posyandu untuk senantiasa mengajarkan, mendidik, dan membuat tingkah laku untuk selalu hidup sehat. Menurutnya melalui Posyandu saat ini ada dua isu yang harus diperhatikan, yakni tetap menjaga fertilitas agar tetap rendah untuk menekan pertumbuhan jumlah penduduk dan mengajak masyarakat untuk mengikuti program BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan.

W kedua adalah Wasis (pandai), yakni membantu untuk membangun desa pintar. Dalam hal ini yang menjadi prioritas utama adalah pendidikan. Hal ini bisa dilakukan melalui berbagai langkah misalnya menyadarkan masyarakat untuk tuntas pendidikan dasar, Bina Keluarga Balita dan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), serta mengusahakan pelatihan dan kesempatan kerja untuk kedua orang tuanya yang kurang mampu.

Sedangkan W ketiga adalah Wareg (kenyang), yakni upaya untuk pengentasan kemiskinan. Salah satunya dengan menghidupkan jiwa kewirausahaan yang bisa dibangkitkan melalui pelatihan kewirausahaan. Dalam pelatihan ini masyarakat harus diajak untuk mengenal konsep produksi, petik, olah, jual dan menikmati keuntungan.

M yang terakhir adalah Mapan. Menurut Haryono, KKN Tematik Posdaya ini memang kelihatannya sepele namun sangat besar manfaatnya untuk rakyat, ditunjukkan melalui kesuksesan program kewirausahaan. Saat ini sudah ada 9 juta keluarga yang mengambil kredit dengan total nilai Rp 500 Miliar. Ini sangat bagus untuk merangsang pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang awalnya kecil menjadi lebih besar.

“Kegiatan KKN Tematik Posdaya sangat signifikan kemanfaatannya. Mahasiswa akan mengajari, mendampingi, dan memberi contoh kepada rakyat dengan kepercayaan diri yang penuh. Ini kegiatan yang bukan basa basi tetapi nyata,” tegas Haryono.

Disebar ke Malang, Blitar dan Kota Malang
Rektor Universitas Negeri Malang (UNM) Prof. Dr. H. Suparno mengatakan bahwa sebanyak 1.929 mahasiswa tersebut akan disebar ke Kabupaten Malang, Kabupaten Blitar dan Kota Malang yang mencakup 19 kecamatan, 91 desa atau kelurahan, dan lokasi khusus berupa 6 TK (Taman Kanak-kanak) dan 9 SLB (Sekolah Luar Biasa) di Malang Raya.

“Hingga tahun 2013, kegiatan Posdaya LP2M UM difokuskan di Kabupaten Malang, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Lumajang,” katanya.

Suparno mengatakan, apabila daerah di masa depan membutuhkan KKN Tematik Posdaya, pihaknya akan menambah lagi jumlah peserta KKN tersebut. “Jadi nantinya tergantung kebutuhan di lapangan saja,” tegas Suparno.

Menurut Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian  kepada Masyarakat (LP2M) UM, Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si , setelah adanya penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Wali Kota Malang dan Rektor UNM, mulai tahun 2014 Posdaya juga melaksanakan program-program di kota. Untuk Kota Malang, LP2M disamping tetap melaksanakan KKN yang berbasis lembaga pendidikan atau sekolah sebagai inti bisnis UNM, juga melaksanakan program Posdaya yang sama-sama mempunyai nilai strategis dalam pencapaian program Millenium Development Goals (MDGs).

Toto menambahkan, Kehadiran Ketua Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) ini untuk memberikan semangat, motivasi serta pengarahan kepada 1.929 mahasiswa yang akan menjalani KKN Tematik Posdaya. (junaedi)

Leave a Comment