JAKARTA (Pos Sore) — Mencoba menggairahkan kembali rute-rute perintis Maskapai Merpati Nusantara Airlines, Kementerian Perhubungan menawarkan 19 rute Merpati ke maskapai lain.
Diharapkan tawaran rute itu mengatasi masalah layanan kepada masyarakat yang tak dilakukan Merpati paska masalah finansial BUMN penerbangan itu.
Diungkap Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bakti, kondisi yang dialami Merpati dapat mengganggu pelayanan kepada masyarakat dalam bidang transportasi udara.
“Kita tidak mau pelayanan masyarakat terganggu,” ujar Harry usai diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (8/2).
Langkah ini bertentangan dengan keinginan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar Merpati tetap dapat beroperasi.
Terkait hali tu, Herry menyatakan, pihaknya tidak akan memperhatikan usulan Kementerian BUMN agar 19 rute tersebut tetap diberikan kepada Merpati. “Tidak. izin adalah wewenang Kementerian Perhubungan,” kata dia.
Selanjutnya, Herry mengatakan, pihaknya masih menunggu kepastian apakah Merpati masih sanggup terbang dalam 21 hari ke depan, terhitung sejak 1 Februari 2014.
Jika sampai batas waktu yang ditetapkan Merpati tetap tidak bisa terbang, maka pihaknya harus menawarkan 19 rute tersebut ke maskapai lain.
“Untuk rute-rute 19 ini yang tidak dilayani maskapai lain kita harus tawarkan dan kita bisa tunggu 21 hari karena pelayanan di daerah masih diperlukan apakah penumpang dan barang dan kita serahkan kepada operator lain,” jelas Harry.
Di samping itu, Herry menerangkan, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi Merpati untuk dapat terbang lagi. Syarat tersebut yaitu kesanggupan membayar gaji pegawai, biaya operasional, dan juga asuransi.
“Asuransi pesawat di tanggal 11 ini sudah jatuh tempo semua. Dia mempunyai utang asuransi pesawat itu beberapa juta dolar yang harus diselesaikan. Kalau dia tidak bayar dan tidak ada asuransinya, maka mungkin dia bayar,” ungkap Harry.
Beberapa maskapai yang dinilai siap adalah Ekspress Air, Aviastar, dan beberapa maskapai pengguna pesawat ATR.(fent)