-1.4 C
New York
11/02/2025
Aktual Gaya Hidup

Yuk Sosialisasikan 10 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Apa saja perilaku tidak sehat yang sulit diubah sebagian besar masyarakat Indonesia? Rupanya ada tiga gaya hidup tak sehat yang dicatat Aliansi Pita Putih Indonesia (APPI): merokok, tidak mencuci tangan dengan sabun, dan tidak menggunakan jamban saat buang air besar.

Nah, perilaku merokok menjadi salah satu persoalan yang amat sulit diubah dari sekian banyak perilaku tak sehat yang dilakukan masyarakat. Terbukti banyak perokok yang mengalokasikan anggaran merokok jauh lebih besar dibanding untuk membeli makanan pokok. Ironisnya ini terjadi di hampir semua keluarga miskin di pedesaan.

“Penduduk desa terutama laki-laki lebih mengutamakan membeli rokok daripada beras. Yang kedua setelah rokok adalah pulsa,” ungkap Dr Sunitri Widodo, Ketua Aliansi Pita Putih Indonesia, di Jakarta, Senin (15/9).

Kondisi ini tentu menjadi persoalan serius. Satu sisi keluarga yang tidak menyediakan makanan bergizi tentu akan menjadi ancaman bagi tumbuh kembang anak-anak. Di sisi lain perilaku merokok di dalam rumah juga sudah membudaya dan ini sangat menjadi ancaman serius kesehatan anak.
               
Gaya hidup tidak sehat ini jelas membahayakan kesehatan penghuni rumah. Sunitri mengingatkan merokok di dalam rumah tidak sekedar membuat polusi udara rumah. Lebih dari itu sesungguhnya merokok di dalam rumah sudah termasuk melanggar hak anak untuk hidup lebih sehat.

“Orangtua yang merokok di dalam rumah tentu memaksa anaknya untuk menjadi perokok pasif. Dan kita tahu menjadi perokok pasif sama bahayanya dengan perokok aktif,” tandasnya.

Ketua Pelaksanaan Pentavalen, Giwo Rubianto Wiyogo, jelas sangat menyayangkan perilaku tidak sehat itu, terutama perilaku merokok. Padahal merokok adalah pembunuh nomor satu di Indonesia. Angkanya melebihi penyakit lain akibat wabah dan kecelakaan.

“Perilaku menomorsatukan membeli rokok, tentu sangat mengancam gizi keluarga. Sayangnya, peran ibu dinilai masih lemah, karena di desa kesetararaan gender masih nomor dua,” ungkapnya.

Karenanya, APPI berusaha ‘mendekati’ kepala desa dan menyosialisasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Terdapat 10 PHBS, yakni persalinan ditolong tenaga kesehatan, menyusui ekslusif, menimbang berat badan anak, mencuci tangan dengan air mengalir sabun, jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, olahraga teratur, makan sayur dan buah, serta tidak merokok.

“Mencegah itu mudah tapi sulit dilakukan,” tandas mantan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) ini.

Karena itu, melalui sosialisasi, APPI mencoba melakukan berbagai pendekatan agar para perokok tidak merokok di dalam rumah, dan tidak merokok di depan anak-anak.

“Meminta mereka berhenti merokok tentu tidak mudah. Tetapi meminta tidak merokok di dalam rumah, saya pikir lebih mudah melaksanakannya,” ujar Wakil Ketua Umum Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) ini. (tety)

Leave a Comment