Aktivis HAM Natalius Pigai, menyatakan dirinya bukan politisi (foto istimewa)
Possore.com – Aktivis HAM asal Papua, Natalius Pigai, yang namanya kini menjadi buah bibir akibat cuitannya yang ditujukan kepada Jokowi dan Ganjar Pranowo dianggap rasis, menyatakan dirinya bukan seorang politisi. Melainkan seorang aktivis HAM.
Pernyataan ini dikemukakan untuk menjawab putri Gus Dur, Yenny Wahid, yang menyebut Natalius Pigai seorang politisi.
Berawal dari cuitan Pigai melalui akun twitternya yang menyatakan, ”…jangan percaya orang Jawa Tengah Presiden Jokowi Dodo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo”. Cuitan ini langsung mendapat sambutan dari para pendukung Jokowi dan melaporkan Pigai ke polisi karena dianggap telah mengeluarkan pernyataan rasis.
Menghadapi reaksi ini, Pigai tidak tinggal diam. Dia bahkan balik mengancam akan melaporkan sejumlah tokoh nasional karena telah bertindak rasis terhadap masyarakat Papu.
Kemarin, Direktur Wahid Institute ,Yenny Wahid, pun angkat bicara terkait hal tersebut. Yenny mengajak masyarakat lebih cermat memahami apa yang disampaikan Pigai.
Di mata Yenny, Pigai bukan hanya aktivis HAM, lebih dari itu, yang bersangkutan juga seorang aktivis politik yang punya tujuan-tujuan politis. Karena itu, Yenny menilai harus cermat dalam memahami apa yang disampaikan Pigai ke khalayak banyak.
Karena apa yang disampaikan Pigai soal Papua tak sepenuhnya salah. Masih banyak masalah yang belum selesai di Bumi Cendrawasih.
“Tentang Papua itu ada benarnya, ada banyak masalah soal keadilan soal kesejahteraan masyarakat Papua yang masih harus ditingkatkan,” ujar putri mantan Presiden Abdurahman Wahid itu melalui unggahannya di laman Instgram, Kamis (7/10).
“Itu yang harus kita dengar sebagai bangsa,” imbuhnya.
Meski demikian, ia melihat apa yang disampaikan Pigai ke muka publik bukan hanya sekadar persoalan HAM, tetapi kental unsur politisnya.
Pigai sendiri terlihat sangat kikuk menghadapi Yenny Wahid. Selain karena Pigai sangat menghormati Gus Dur,juga karena Presiden RI keempat itu berjasa besar pada diri Pigai. Gus Dur lah yang pertama mengajak Pigai ke Jakarta, membawanya dari pedalaman Papua lalu ditempatkan sebagai tenaga ahli di sebuah kementerian.
Namun terkait sebutan politisi dari Yenny Wahid, tak urung Pigai yang dikenal berwatak blak-blakan itu menjawab juga. ‘’Saya bukan seorang politisi, tapi masih aktivis HAM.’’
Kecuali, lanjut Pigai, Mbak Yenny bersedia mencalonkan diri sebagai presiden, baru Pigai akan mau terjun menjadi politisi. (lya)
