Pandemi Covid-19 yang selama 9 bulan ini belum menunjukkan tanda-tanda membaik, tak urung membuat berbagai institusi pendidikan tinggi harus melakukan wisuda secara online. Salah satunya yang diadakan oleh Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI
JAKARTA (Pos Sore) — Sebanyak 285 wisudawan Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI dari Program Vokasi, Program Sarjana dan Program Pascasarjana mengikuti prosesi wisuda secara virtual, Senin (23/11/2020).
Enam di antaranya diwisuda secara offline mewakili wisudawan di hotel di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Mereka tetap duduk dengan berjarak dan tanpa didampingi orangtua.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III, Prof. Dr. Agus Setyo Budi, M.Sc, Ketua Dewan Pembina Yayasan Ilomata Dr. H.M. Syahrial Yusuf, MM, dan Ketua Pengurus Yayasan Ilomata Drs. Amrullah Satoto, S.AB, M.A, juga tampak menghadiri acara wisuda ini.
Pandemi Covid-19 yang selama 9 bulan ini belum menunjukkan tanda-tanda membaik, tak urung membuat berbagai institusi pendidikan tinggi harus melakukan wisuda secara online. Salah satunya yang diadakan oleh Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI.
Wisuda yang biasanya diselenggarakan secara langsung dengan berkumpul di suatu ruangan besar yang diisi oleh senat universitas, para wisudawan, dan orang tua wisudawan, kini harus dilaksanakan secara online.
Dalam wisuda online ini, seluruh petinggi kampus yang terdiri dari para dekan dan rektor dengan pakaian kebesaran dan atribut lengkap hadir di hotel untuk memimpin proses wisuda ke-36 Periode Semester Ganjil Tahun Akademik 2019-2020 ini.
Meski dilakukan secara virtual, iring-iringan senat, pembukaan, dan sambutan dari rektor tetap ada seperti lazimnya pelaksanaan wisuda. Dan, ini disiarkan secara live melalui aplikasi telekonferensi yang dapat disaksikan para wisudawan. Di dalam ruangan ada layar lebar yang menayangkan prosesi wisuda.
Para wisudawan standby di depan laptop atau handphone di rumah masing-masing 1 jam sebelumnya. Bersepatu hitam. Pada momen wisuda ini para wisudawan tetap memakai busana formal di balik baju toga. Orangtua yang mendampingi juga memakai pakaian formal.
Jika biasanya para wisudawan dipanggil satu per satu ke atas panggung untuk pemindahan tali toga sebagai tanda kelulusan, secara virtual wisudawan berdiri di depan kamera hp atau laptop.
Ketika nama wisudawan dipanggil, orangtua dipersilakan memindahkan kuncir toga sebagai tanda kelulusan, disaksikan oleh Rektor Prof. Dr. Ir. Wahyuddin Latunreng, MM, para dekan, dan wisudawan lainnya yang tergabung dalam room aplikasi telekonferensi. Lalu wisudawan mencium tangan orangtua, kemudian difoto. Sudah. Selesai.
Tidak ada penyerahan ijazah sebagaimana lazimnya wisuda yang diadakan secara tatap muka. Ijazah (mungkin) dikirimkan ke rumah masing-masing. Wisudawan berikutnya lantas dipanggil dengan proses yang sama.
Walaupun tidak dilakukan dengan tatap muka secara langsung, wisuda online tetap tidak mengurangi khidmatnya pelaksanaan upacara pengukuhan wisudawan dan tetap dapat dilaksanakan secara saksama.
Wisuda ini tetap harus dilakukan sebagai bentuk komitmen kampus melepas para mahasiswa yang telah berhasil menuntaskan perkuliahannya dan akan terjun ke masyarakat menerapkan ilmu yang sudah didapatnya selama kuliah.
Mengapa dilakukan secara online karena untuk mencegah penyebaran virus Corona. Prosesi wisuda tetap dilaksanakan namun dengan menegakkan protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penularan Covid-19.
Rektor Institut STIAMI Prof. Dr. Ir. Wahyuddin Latunreng, MM, menyampaikan rasa bahagianya dan bersyukur diberi amanah untuk mendidik mahasiswa Institut STIAMI berjumlah 9227 mahasiswa. Ini menandakan kepercayaan dari masyarakat atas penyelenggaran pendidikan di Institut STIAMI.
Dikatakan, Rencana Strategis Institut STIAMI Periode 2019-2024 merupakan fase kedua dari Rencana Induk Pengembangan Institut STIAMI 2015-2035 yang memfokuskan kepada Penguatan Excellent Education dan Riset melalui tiga strategi.
Pertama, dalam Bidang Edukasi melalui Pendidikan yang unggul dikuatkan dengan mengkombinasikan keunggulan akademik, kebutuhan pasar, dan kebutuhan masyarakat. Terciptanya iklim akademik yang berbasis kemampuan leadership dan entrepreneurship serta berpegang kepada nilai-nilai moral etika melalui penajaman kurikulum dan peningkatan mutu secara berkelanjutan.
Kedua, dalam Bidang Riset diarahkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan daya saing bangsa melalui penelitian yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, menjamin pengembangan penelitian unggulan yang komparatif dan kompetitif, meningkatkan diseminasi hasil penelitian dan perlindungan hak kekayaan intelektual, serta mempertahankan atau meningkatkan penilaian kinerja riset secara nasional.
Ketiga, dalam Bidang Kelembagaan melalui rencana perubahan bentuk kelembagaan dari Institut menjadi Universitas dengan melakukan penambahan program studi baru pada 2022.
“Institut STIAMI berkomitmen menjadi Perguruan Tinggi yang Berakhlak Mulia, Unggul dan Berdaya Saing,” katanya seraya menambahkan dalam Rencana Stategis Institut STIAMI Periode 2019-2024 secara garis besar memuat 5 kebijakan Stategis.
Yang terdiri dari Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, Peningkatan Tata Kelola Kelembagaan, Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan Mahasiswa, Peningkatan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat dan Pengembangan Inovasi.
Dedy Kusna Utama, S.Sos., M.A, Direktur Humas dan Kerjasama Institut STIAMI yang ditemui di sela wisuda, menyampaikan kelulusan sudah pasti menjadi momen spesial dan bahagia bagi setiap mahasiswa yang berhasil menyelesaikan jenjang pendidikannya.
Namun, karena adanya pandemi ini perayaan momen spesial ini tidak dapat dilakukan seperti biasanya. Pelaksanan wisuda kali ini berbeda dengan pelaksanaan wisuda sebelumnya. Wabah pandemi Covid-19 telah membentuk kebiasaan baru yang mengharuskan dalam setiap aktifitas dilakukan pembatasan sosial dan penjagaan jarak fisik.
Ia tidak menepis adanya kekhawatirkan dari para wisudawan terkait kondisi perusahaan yang diterpa badai pandemi Covid-19. PHK terjadi di kana-mana, perusahaan banyak yang bangkrut. Namun, ia menyakini mereka akan mampu berjuang.
“Karena kami sudah membekali mahasiswa dengan materi entrepreneur. Hasilnya, ada 130 mahasiswa mendapat Bantuan Usaha Produktif dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dengan total nilai bantuan Rp 312 juta. Ini sudah menjadi bekal yang cukup untuk menciptakan peluang usaha,” tuturnya.
Pandemi jelas menyedihkan banyak orang tapi kegembiraan wisuda tidak serta merta harus hilang. Karenanya, ia tetap optimis ada peluang di balik musibah pandemi. Tinggal bagaimana mempertajam jiwa kewirausahaan yang sudah diajarkan.
Saat ini, di tengah pandemi, justru banyak bisnis baru yang bermunculan yang bahkan bisa dikelola hanya dengan gadget. Ia pun mengajak para wisudawan untuk membangun bisnis-bisnis baru yang menggabungkan pengetahuan yang mereka peroleh selama kuliah dengan perkembangan teknologi. (tety)