SEMARANG (Pos Sore)– Saat banyak universitas besar berlomba-lomba menamakan dirinya sebagai universitas riset, tak demikian halnya dengan Universitas Negeri Semarang (Unnes) dalam mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Unnes sebagai mitra yayasan Damandiri bersiap-siap untuk mendeklarasikan diri sebagai universitas konservasi, yaitu selain tempat mencetak generasi muda berkualitas juga memperhatikan lingkungan sekitarnya.
Rektor Unnes Prof Dr Sudijono Sastroatmodjo menegaskan alasan Unnes memilih sebagai universitas konservasi, karena Unnes selain tetap mengedepankan pendidikan dan kualitas lembaga pendidikannya, juga ingin lebih mendekatkan diri dengan lingkungannya sebagai bagian dari Tridarma Perguruan Tinggi.
Tugas Unnes bukan hanya mencetak tenaga-tenaga pendidik yang profesional, tapi juga memberdayakan masyarakat sekitar kampus agar kehidupan mereka menjadi lebih sejahtera. Serta bersama-sama warga menjaga lingkungan hidup agar tetap lestari dan terjaga keseimbangan alamya.
Salah satu bentuk nyata Unnes dalam memperhatikan kehidupan sekitar kampus adalah di buatnya dua embung (telaga) yang airnya berasal dari limbah rumah tangga yang telah mengalami proses penjernihan dengan teknologi sederhana. Pembangunan embung yang saat ini sedang berjalan akan terasa besar manfaatnya saat musim kering. Embung ini akan menjadi sumber air bagi kehidupan masyarakat sekitar kampus.
Bukan hanya itu, Rektor juga bertekad untuk menjadikan Unnes menjadi salah satu kampus hijau (Green Campus) yang peduli terhadap lingkungan. Untuk mendukung program ituUnnes telah melakukan berbagai upaya di antaranya melakukan pengadaan dan penanaman ribuan pohon, pengelolaan sampah, hutan kota, danau di dalam kampus dan jalur sepeda.
Semangat menjadikan kampus Unnes sebagai Kampus Konservasi telah ditunjukkan dengan melibatkan rektor sebagai pelopor, dosen, mahasiswa, dan semua, keluarga kampus termasuk tukang kebun penjaga taman, pada saat hari libur tetap aktif menanam pohon, bukan hanya saat perkukliahan berlangsung.
Nantinya, kata rektor di dalam lingkungan kampus tidak boleh ada lagi kendaraan bermotor yang lalu lalang. Kendaraan bermotor hanya boleh beroperasi pada areal tertentu saja. Untuk transportasi mahasiswa atau dosen untuk menghubungkan antar fakultas hanya diizinkan sepeda dan pejalan kaki.
Sebagai bagian dari kehidupan civitas akademika Unnes mulai dari rektor selaku pimpinan perguruan tinggi, dekan, tenaga administrasi, sampai Cleaning Service wajib mendukung program ini dan menjadi investasi jangka panjang.
Ditambahkannya, sejak beberapa tahun Unnes memanfaatkan IT dalam melaksanakan perkuliahan, sebagai upaya penghematan penggunaan kertas, baik dalam perkuliahan, maupun berbagai pengumuman kampus yang harus diketahui mahasiswa. Upaya ini dianggap cukup efektip, karena dalam satu bulan yang biasanya menghabiskan lima rim kertas atau lebih , paling banyak hanya satu rim kertas. (jun)