JAKARTA (Pos Sore) – Ada kabar gembira dan membahagiakan bagi anak-anak yatim, yatim piatu, dan miskin seantero Indonesia dan wilayah Asean.
Mereka nanti akan dapat mengenyam pendidikan tinggi tanpa harus dipusingkan oleh biaya. Tidak tahun ini memang. Tunggu 2 atau 3 tahun mendatang.
Kabar membahagiakan ini dihembuskan oleh Yayasan Wakaf Pendidikan Anak Yatim dan Miskin (Yawatim) ASEAN. Yayasan ini tengah mempersiapkan pendirian Universitas Yatim ASEAN.
Kampus yang berada di Kabupaten Kampar, Kepulauan Riau tersebut memang disiapkan bagi anak-anak yatim dan anak miskin dari seluruh wilayah Indonesia.
Universitas Yatim ASEAN adalah kampus dengan konsep pendidikan terintegrasi (integrated campus) yang memiliki banyak keunggulan. Berdiri di atas lahan seluas 130 hektar.
Di sini, di Universitas Yatim ASEAN ini rencananya akan memiliki ruang kuliah yang representatif, kurikulum yang modern hingga laboratorium tempat anak-anak magang kerja. Juga dosen pengajar yang berkualitas termasuk asrama bagi mahasiswa.
“Universitas ini kami siapkan khusus untuk memberikan akses lebih baik bagi pendidikan anak-anak yatim dari berbagai wilayah di Indonesia dan negara-negara lainnya,” kata Presiden Yawatim ASEAN Dato’ Prof. Dr. Tengku Mahmud Bin Mansor.
Ia mengatakan hal itu di sela peluncuran Wakaf Pendirian Universitas Yatim ASEAN sekaligus peresmian kantor Yawatim Asean di Jalan H Syahrin, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (12/5). Dalam acara tersebut dilakukan pula pemberian santunan bagi anak yatim.
Ia menegaskan, pendidikan adalah hal terbaik yang harus dilakukan untuk meningkatkan harkat, martabat dan derajat anak yatim serta anak miskin. Melalui pendidikan, mereka bisa mendapatkan bekal untuk menyongsong masa depan.
“Kami ingin memberikan pendidikan yang baik agar anak-anak yatim bisa menjadi pegawai pemerintah, pegawai swasta maupun berwirausaha,” tandas Tengku Mahmud.
Ia mengingatkan menjadi yatim adalah suatu ketentuan dari Allah. Tidak perlu ada yang disalahkan ketika orangtua (ayah atau ibu atau keduanya) meninggal dunia saat anak-anak masih berusia belia.
“Hal yang perlu dilakukan masyarakat adalah bersama-sama membantu anak yatim. Tidak hanya soal makan, tempat tinggal dan kebutuhan primer lainnya, tetapi juga soal pendidikan,” ujarnya.
Tengku Mahmud mengatakan Universitas Yatim ASEAN adalah satu bentuk kepedulian masyarakat terhadap anak-anak yatim dan miskin di Indonesia.
Ketua Yawatim Mochamad Kholiq, menjelaskan, lahan seluas 130 hektar yang akan dijadikan Universitas Yatim Asean tersebut merupakan wakaf dari keluarga Hasyim Majdi, warga Pekan Baru Riau. Lahan tersebut sebelumnya merupakan perkebunan kelapa sawit.
Dari 130 hektar lahan yang disiapkan, 50 hektar di antaranya saat ini sudah dibersihkan. Diharapkan sekitar bulan Juli-Agustus 2018, peletakan batu pertama pembangunan kampus Universitas Yatim ASEAN sudah bisa dilakukan.
Kepala Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Kemensos Harry Z Soeratin menyampaikan apresiasinya terhadap Yayasan Yawatim. Menurutnya, rencana pembangunan Universitas Yatim ASEAN di atas lahan 130 hektar adalah suatu yang luar biasa.
“Sebab selama ini, kampus yang ada di bawah naungan Kemensos paling luas hanya 10 hektar. Rata-rata hanya 3 hektar. Ini 130 hektar,” katanya takjub.
Diakui, menangani anak yatim memang menjadi tugas negara seperti diamanahkan oleh UUD 1945. Tetapi masyarakat tentu diharapkan peranannya agar pemeliharaan anak yatim dan anak miskin menjadi lebih optimal.
Sementara itu, Drs H Nur Yasin, Kasie Sarpras Kementerian Agama mengatakan keberadaan Universitas Yatim ASEAN ini nantinya akan melengkapi perguruan tinggi yang berada di bawah kelola dan pengawasan Kemenag. Saat ini Kemenag mengelola 58 perguruan tinggi Islam. (tety)