JAKARTA (Pos Sore) — Asean Economic Community atau era perdagangan bebas sudah di depan mata. Pasar kerja dalam negeri harus bersiap diri untuk menghadapi kompetisi terbuka dengan tenaga kerja asing.
“Kita harus siap mulai 2015, tenaga kerja asing akan berebut peluang di Indonesia. Juga sebaliknya, tenaga kerja kita bisa mencari pekerjaan di negara lain sesama anggota Asean,” tandas Ketua Umum Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Sosial Sahid Jaya, dr H Nugroho B Sukamdani, di sela Wisuda ke-33 Universitas Sahid Jakarta bertajuk ‘Mempersiapkan SDM Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Bangsa Menghadapi AFTA 2015’, di Jakarta.
Menurutnya, tenaga kerja yang bisa memenangkan persaingan adalah mereka yang memiliki kompetensi sesuai standar internasional (global). Di antaranya, sertifikasi profesi sebagai bukti pengakuan atas kompetensi yang dimiliki seseorang sesuai komptensi yang dipersyaratkan.
Karena itu, lembaga pendidikan khususnya perguruan tinggi harus mencari terobosan guna meningkatkan mutu dan kualitas lulusan sesuai persyaratan pasar internasional. Setidaknya para lulusan bisa mengambil peluang ditengah pasar kerja era persaingan bebas.
Ketua Pendiri Sahid Jaya, Prof Dr H Sukamdani S Gitosardjono, menambahkan, hingga saat ini pariwisata menjadi bidang paling siap menghadapi era persaingan bebas dibanding bidang-bidang lainnya. Baik dari segi fasilitas penunjang seperti hotel, travel dan restoran, tetapi juga menyangkut sumber daya manusia (SDM) bidang pariwisata.
Usahid sendiri diakui mencoba terus untuk melahirkan manusia yang tidak hanya kompeten, produktif dan berdaya saing, tetapi juga berkarakter dan memiliki semangat juang yang tinggi. Sehingga tidak larut dalam arus globalisasi.
“Visi kita adalah bagaimana menghasilkan lulusan yang unggul berbudaya dan religius,” jelasnya. Unggul bermakna mempunyai daya saing tinggi seiring dengan trend persaingan global yang menuntut adanya competitive advantage.
Berbudaya artinya setiap lulusan diharapkan mampu berperan aktif dalam hubungan horizontal antar manusia. Selain memiliki ilmu yang tinggi, lulusan harus pula memiliki karakter yang peduli antarsesama. Dan religius berarti sebagai hubungan vertical yang baik dengan penciptanya. (tety)