PADANG – Universitas Tamansiswa (Unitas) Padang, Sumatera Barat, akan menjadi pelopor kedaulatan sosial bagi warga miskin di wilayah itu. Di tengah-tengah kesibukan perkuliahan di kampusnya yang sederhana di Jalan Tamansiswa No 9, Kota Padang, kemarin, diluncurkan Skim Tabungan dan Kredit Pundi Kesejahteraan (Tabur Puja).
Grand Launching Skim Tabur Puja di Unitas ditandai dengan pengguntingan pita di kantor Koperasi Keluarga Besar Unitas (KKB Unitas) oleh Ketua Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) Prof DR Haryono Suyono didampingi Rektor Unitas Prof Dr M Zulman Harja Utama dan Ketua Yayasan Pendidikan Tamansiswa Irwandi Yusuf.
Prosesi peluncuran skim Tabur Puja dilanjutkan dengan pelatihan dan pembekalan Posdaya dengan tema, “Menuju Posdaya Berkualitas” oleh Haryono Suyono yang diikuti para mahasiswa, dosen, ketua dan sekretaris Posdaya binaan Unitas di kota Padang.
Zulman mengungkapkan, Unitas telah membina 275 Posdaya yang tersebar di 12 Kabupaten/ Kota di Sumatera Barat. “Kami telah menyeleksi secara ketat Posdaya mana saja di Kota Padang dan Kabupaten lain di Provinsi Sumatera Barat yang dinilai memenuhi persyaratan untuk mendapat bantuan modal kerja Tabur Puja,” ujarnya. Skim Tabur Puja di KKB Unitas ini, diprioritaskan untuk masyarakat yang telah menjadi anggota Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Tujuannya, kata Zulman, untuk membantu mengembangkan usaha mereka, sehingga ke depan, bisnis yang dikelolanya menjadi lebih maju, agar kesejahteraan warga meningkat.
Yayasan Damandiri menggelontorkan modal kerja untuk Tabur Puja KKB Unitas sebesar Rp 3 miliar. Jumlah yang sama diberikan kepada KKB Posdaya di Solok. “Kami sangat berharap modal kerja Tabur Puja ini dapat berkembang dengan baik, membantu perekonomian warga anggota Posdaya dalam mengembangkan bisnisnya, sehingga tingkat kesejahteraan mereka meningkat,” kata Zulman.
Menurut Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Unitas, Ir Zasmeli, antusiasme masyarakat anggota Posdaya di Kota Padang sangat besar dengan diluncurkannya Skim Tabur Puja ini. “Masyarakat mendapat kesempatan memperoleh kredit untuk menambah modal kerja tanpa agunan. Kami telah merekrut pegawai yang akan mendampingi masyarakat dalam memanfaatkan bantuan modal kerja itu, agar mereka mampu mengembalikan kreditnya dengan baik, sehingga tidak ada non perfomance loan (NPL)-nya,” kata Zasmeli.
Saat menyampaikan pengarahan kepada mahasiswa, dosen, ketua dan sekretaris Posdaya, serta para pegawai KKB Unitas, Ketua Damandiri mengingatkan, pendiri Tamansiswa, yaitu Ki Hajar Dewantara, memiliki cita-cita yang sangat luhur, di mana Perguruan Tamansiswa didirikan untuk mendorong semangat masyarakat luas dalam mengembangkan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kesejahteraannya.
“Dalam upaya mewujudkan cita-cita luhur Ki Hajar Dewantara itu, dan peluncuran Tabur Puja di KKB Unitas, saya menggadang-gadang agar Unitas mampu menjadi pelopor kedaulatan ekonomi masyarakat luas,” kata Haryono menegaskan.
Ke depan, Fakultas Ekonomi Unitas, dalam mengisi Tridharma perguruan tinggi, para dosen dan mahasiswanya harus bisa mengembangkan riset ekonomi biru (blue economi). “Para dosen dan mahasiswa Fakultas Ekonomi harus terus berupaya menumbuhkan pemahaman kegiatan ekonomi biru, yakni pemanfaatan seluruh sumberdaya ekonomi yang ada di bawah langit menjadi lebih bermanfaat,” ucap Haryono.
Dalam melaksanakan KKN tematik Posdaya, Haryono berharap dosen pembimbing dan para mahasiswa turun ke desa-desa, jorong, dan nagari. “Dosen pembimbing dan mahasiswa Unitas harus mendukung program pemerintah, yakni paket pengentasan kemiskinan berbasis pemberdayaan keluarga,” ujar Haryono Suyono yang juga mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan ( Menko Kesra & Taskin) itu.
Pada tahap awal, para dosen pembimbing mahasiswa KKN tematik Posdaya harus mendatangi camat, lurah, kepala jorong, kepala nagari, RW dan RT menjelaskan tujuan KKN, sehingga terwujud kerja sama dalam memberdayakan ekonomi masyarakat.“Para mahasiswa yang melaksanakan program KKN tematik Posdaya, harus mampu mencapai indikator MDGs (tujuan pembangunan milenium ) di bidang pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi.”
Di setiap daerah tujuan KKN, mahasiswa bekerjasama dengan tokoh masyarakat setempat merintis terbentuknya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan meyakinkan warga agar mengikuti program pemerintah yakni Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dilaksanakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). (junaedi)