JAKARTA (Pos Sore) — Berdasarkan survei yang dilakukan Pusat Kajian Kebijakan & Pembangunan Strategis (Puskaptis) pada 20-24 Mei 2014 di 33 provinsi, tingkat elektabilitas pasangan Jokowi-JK mencatat angka 43%, sementara Prabowo-Hatta sebesar 40,28%.
Dengan hasil itu, pasangan Jokowi-JK unggul 3,44%. Meski begitu, peluang keduanya untuk ‘memenangkan pertarungan’ sama kuat. Titik penentunya ada pada 16% pemilih mengambang yang berasal dari kalangan menengah ke atas.
“Karenanya, kedua tim sukses harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan 16% suara itu,” kata kata Husen Yazid Direktur Puskaptis, saat merilis hasil mengenai persepsi & perilaku publik terhadp elektabilitas capres/cawapres pada pilpres 9 Juli 2014, di Jakarta, Jumat (30/5).
Meski elektabilitas pasangan Jokowi-JK ‘menang tipis’, namun tren popularitas pasangan itu menurun. Berbeda kala Jokowi belum disandingkan dengan Jusuf Kalla. Sedangkan pasangan capres/cawapres Prabowo-Hatta, trennya meningkat.
“Penurunan tren popularitas pasangan Jokowi-JK terjadi di pulau Jawa dan Sumatera. Dua pulau dengan penduduk terbanyak di Indonesia. Karenanya, tim sukses harus bekerja keras menaikkan tren ini,” tandasnya.
Menurutnya, titik penentu kemenangan pasangan Jokowi-JK ada di pulau Jawa bagian Timur. Di sini, ada 30 juta pemilih. Namun, saat ini terjadi perpecahan suara nahdiyin melalui tokoh-tokohnya. Gerakan politik yang dilakukan tokoh NU berdampak pada pecahnya suara kalangan nahdiyin.
“Saat ini Jokowi dalam keadaan titik stagnan dan cenderung mengalami penurunan, sebaliknya tidak dengan pasangan Prabowo-Hatta,” tambahnya.
Pasangan Jokowi-JK berdasarkan survei itu memang unggul di Indonesia bagian Timur meliputi wilayah Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, sementara pasangan Prabowo-Hatta hanya unggul di dua wilayah, yaitu Sumatera dan Kalimantan.
Namun, menurut Husen, komposisi penduduk di wilayah Indonesia Timur itu hanya 20% dari total penduduk Indonesia. Tidak cukup untuk mendongkrat suara. Kerja keras tim sukses pasangan Jokowi-JK di wilayah Indonesia Timur juga tidak serta merta mengungguli pasangan lain. Tim sukses harus meningkatkan perolehan simpati publik di wilayah Pulau Jawa karena penduduknya sekitar 59% dari total penduduk Indonesia. Terlebih Jawa Barat dan Jawa Timur penduduknya heterogen dan religius.
“Artinya, wilayah pulau Jawa harus diperhatikan sebagai penentu kemenangan. Juga harus mempertahankan perolehan suara di luar Jawa, terutama pulau Sumatera,” tambahnya. (tety)