BANJIR yang melanda sebagian wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat sepanjang Januari 2014 lalu telah menyebabkan puluhan rumah rusak dan ratusan hektar sawah terancam gagal panen. Kondisi mencekam ini juga menimpa beberapa rumah pengurus Posdaya yang ada di Kota Bekasi, di antaranya Posdaya Mandiri dan Posdaya Delima Ciketing Udik.
Sebagai bentuk kepedulian pada keluarga korban banjir, Ikatan Relawan Seluruh Indonesia (IRSI) dan Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Kota Bekasi ikut menyumbangkan tenaga dan bantuan meringankan beban hidup mereka. “Walau saya tidak punya data yang akurat, tetapi berdasarkan informasi yang saya terima cukup banyak Posdaya di Kota Bekasi yang menjadi korban banjir tahun ini. Beberapa rumah pengurus Posdaya terkena banjir. Seperti yang dialami oleh Rika Susanti (Ketua Posdaya Mandiri) selama ini tidak pernah kebanjiran, tahun ini air berkunjung sampai setinggi lutut orang dewasa. Begitu juga beberapa rumah pengurus Posdaya Delima di Ciketing Udik terendam banjir yang lebih besar dibanding tahun sebelumnya,” papar Sekretaris Umum IRSI, Hidayat Tri Sutardjo.
Ia juga berkeyakinan, masih banyak kantor-kantor Podaya, rumah-rumah pengurus Posdaya, dan ruang belajar PAUD yang dikembangkan Posdaya terkena musibah banjir ini. “Mungkin ke depan Tim Penggerak Posdaya Kota Bekasi seharusnya mendata dan memberikan arahan bentuk program penanganan korban banjir yang terarah, sistemik dan berkesinambungan terhadap Posdaya-posdaya yang mengalami bencana banjir,” ujar lelaki kelahiran Malang 12 Februari 1963 yang juga Inisiator Pengembangan Posdaya dan Sekretaris Tim Penggerak Posdaya Kota Bekasi itu.
Banjir di Kota Bekasi ditengarai oleh apa? Untuk menjawab pertanyaan ini, Tri mencoba menjelaskan dengan membuka kembali lembaran sejarah dan kondisi Kota Bekasi di tahun 1936. Ia pun lalu berkisah tentang Bekasi dan sekitarnya yang masih rawa-rawa, berisi banyak sekali ikan Gabus. Di pinggir-pinggir rawa, banyak sekali pohon durian. Kondisi Kota Bekasi di tahun 2014, sangat jauh berbeda. Penuh hunian dan rawa hanya tinggal beberapa saja yang kondisinya juga memprihatinkan sekali.
IRSI Peduli
Upaya-upaya yang dilakukan oleh IRSI dan K3S Kota Bekasi selama ini adalah menyelenggarakan gerakan penghijauan kepada warga, gerakan menjaga kebersihan lingkungan, kerja bakti membersihkan saluran drainase lingkungan. Memberikan bantuan sembako, pakaian, selimut, mukena, sarung, air mineral, roti dan makanan siap saji, susu, obat-obatan ketika banjir terjadi dan ketika banjir telah surut kita berbaur dengan warga untuk membersihkan lingkungan secara gotong royong.
Ketika musim hujan sudah meningkat intensitasnya dan sebelum banjir terjadi, IRSI menyelenggarakan sosialisasi dan simulasi tentang apa saja yang harus dilakukan ketika banjir melanda dan bagaimana mengevakuasi anak-anak dan keluarga lainnya termasuk menyiapkan lokasi pengungsian, menyiapkan dapur umum.
Tahun 2013 IRSI Kota Bekasi menyalurkan bantuan ke wilayah Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi berupa 200 paket yang berisi sarung, baju koko, mukena, minyak goreng, gula, beras, mi instan, buku tulis, pensil, penggaris, ballpoint, tas sekolah anak-anak dan 3 (tiga) box besar obat-obatan.
Tahun ini IRSI (tahap satu) menyalurkan 100 paket bantuan yang berisi beras, mi instan, susu, celana, baju koko, sarung, mukena, gula, selimut di wilayah RT 05/02 Kelurahan Duren Jaya, Kec. Bekasi Timur, Kota Bekasi. Untuk membantu korban banjir di Bekasi, IRSI juga menggandeng Keluarga Alumni UGM, Ikatan Alumni ITB 77, Radio 8 EH 104,4 FM, dan para donatur lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu. IRSI sangat berharap kepada Pemerintah agar dapat menangani banjir ini secara komprehensif, terintegrasi dan berkelanjutan,
Tanggap Bencana
Upaya-upaya nyata yang dilakukan baik oleh IRSI maupun K3S Kota Bekasi sebagai bentuk kepedulian terhadap korban bencana sampai saat ini adalah pembentukan Posko-posko dan memberikan bantuan sembako, obat-obatan, air mineral, pakaian, sarung, mukena, selimut di wilayah yang mengalami bencana, seperti tsunami di Aceh, Gempa Yogya dan Tasikmalaya, Erupsi Gunung Merapi, korban banjir baik di wilayak Kota dan Kabupaten Bekasi (rutin setiap tahun). Upaya lain adalah Gerakan Penghijauan melalui kegiatan bidang Lingkungan Hidup di seluruh Posdaya se-Kota Bekasi yang sekarang jumlah sudahnya mencapai 400-an Posdaya dengan menanam pohon produksi (mangga) dan budidaya sayuran dalam polibag. Pelatihan Manajemen Penanganan Bencana pun perlu dilakukan. (rahmawati/Gemari)