Lebih lanjut Royke mengungkapkan, BNI memiliki aspirasi untuk dapat meningkatkan ROE hingga 20% pada 2028.
Peningkatan ROE akan dicapai melalui konsistensi dalam membukukan pertumbuhan kredit yang berkualitas dari segmen consumer, corporate, dan UMKM sehingga kualitas aset akan sehat dalam jangka panjang.
Profitabilitas perusahaan juga akan didorong oleh peningkatan produktivitas bisnis, efisiensi operasional serta kontribusi perusahaan anak.
Untuk mewujudkannya, peningkatan kapabilitas SDM dan optimalisasi teknologi menjadi enablers yang penting.
Transformasi yang telah berjalan tiga tahun juga memberikan pondasi untuk peningkatan kapabilitas SDM dan IT tersebut.
Agenda ke depan adalah memperluas digitalisasi pada proses bisnis, pengembangan platform transaction banking yang lebih advanced, dan transformasi cabang.
“Hingga peningkatan skala bisnis perusahaan anak, yang memungkinkan BNI memiliki proposisi nilai (value proposition) dan customer engagement yang unggul,” jelas Royke.
Fokus Penguatan Kinerja
Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini menyampaikan, berbagai tantangan eksternal di tahun 2023.
Terutama terkait dengan peningkatan risiko geopolitik, tingginya inflasi dan suku bunga global, khususnya di Amerika Serikat, dan perlambatan ekonomi di Tiongkok.
Di tengah berbagai tantangan tersebut, BNI mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga kinerja tetap solid dan memberikan return yang optimal bagi para shareholders.
Terlihat pada redit sepanjang tahun 2023 tumbuh sebesar 7,6% Year on Year (YoY), mencapai Rp695 triliun.