JAKARTA (Pos Sore)– Pakar Bioteknologi Lingkungan dari Universitas Indonesia (UI) Dr. Ir. Firdaus Ali mengakui tingkat pencemaram pantai di Teluk Jakarta sudah sangat tinggi sebagai dampak bermuaranya 13 sungai. Akibatnya, sangat sedikit ikan yang masih dapat hidup dan ditangkap di kawasan ini.
“Kalaupun masih ada ikan yang hidup dan bisa ditangkap di kawasan itu sudah terkontaminasi berat dan tidak sehat dikonsumsi,” katanya saat ditanyakan kondisi kehidupan biota laut di pantai Teluk Jakarta saat ini.
Karena itu, dia memaklumi mengapa para nelayan saat ini jarang yang mau mencari ikan di sekitar wilayah tersebut. Mereka umumnya mencari ikan di perairan yang agak jauh dari pantai yang kondisi airnya masih bersih dan ikannya masih banyak.
Firdaus mengaku tidak sependapat jika dikatakan reklamasi pantai Teluk Jakarta akan mengurangi hasil tangkapan para nelayan. Sebab pada dasarnya sudah sejak lama para nelayan tidak lagi mencari ikan di sekitar pantai melainkan ke laut yang lebih ke tengah.
Menurut dia, yang justru lebih mendesak saat ini adalah menuntut agar jika reklamasi dilakukan maka para pengembang serta Pemprov DKI Jakarta lebih serius menjaga agar pencemaran tidak bertambah parah. Misalnya, dengan membuat saringan sampah di muara sungai atau mengoperasikan kapal pembersih pantai.
Senada dengan Firdaus Ali, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok mengakui tingkat pencemaran di Teluk Jakarta sudah sangat tinggi. Namun, dia membantah jika langkahnya mengeluarkan izin reklamasi pantai dianggap telah mematikan mata pencaharian nelayan.
“Emang masih ada nelayan yang nyari ikan di pantai Teluk Jakarta. Cek aja mereka nyari ikan di tengah kok,” katanya ketika ditanyakan izin reklamasi yang dikeluarkan telah mematikan mata pencaharian nelayan.
Ahok mengaku dirinya mengeluarkan izin justru karena ingin merevitalisasi pantai yang telah tercemar berat. Setelah nanti pantai telah direklamasi maka pihaknya akan meminta para pengembang untuk turut menjaga kebersihan pantai.
Sementara itu, di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) di kawasan Jakarta Timur sekitar 250 nelayan Kali Adem, Muara Angke melakukan unjuk rasa mendukung reklamasi pantai Teluk Jakarta. Mereka meminta hakim tidak perlu takut memberikan keputusan agar reklamasi terus dilaksanakan.
“Kami berharap jika reklamasi selesai dilakukan maka akan banyak membuka lapangan kerja bagi anak cucu kami nanti. Kami juga berharap anak cucu kami tidak lagi jadi nelayan kecil melainkan profesi lain yang lebih baik,” kata Ratno koordinator lapangan pengunjuk rasa sambil mengacungkan KTP bahwa dia warga asli Muara Angke.
Menurut Ratno, bagi para nelayan Muara Angke dan Kali Adem yang lebih penting saat ini adalah memohon agar Ahok lebih serius memperbaiki fasilitas yang dibutuhkan para nelayan. Misalnya perbaikan dermaga serta fasilitas pendukung aktifitas nelayan lainnya.
Dalam orasinya Ratno di depan 250 rekan-rekannya warga asli Kali Adem, Muara Angke berulang kali menegaskan bahwa mayoritas warga Muara Angke mendukung reklamasi. Bahkan untuk meyakinkan bahwa mayoritas warga mendukung reklamasi dia sanggup mendatangkan masa lebih besar lagi (tety)
