RIYADH (Pos Sore) — Seperti wanita Arab Saudi lain, Somayya Jabarti tidak boleh mengendarai mobil sendiri. Bila pergi ke luar rumah, ia harus ditemani kerabat pria.
Namun Somayya berbeda dengan wanita Saudi lain. Tak lama lagi ia akan menjadi pemimpin redaksi dan bertugas membuat agenda berita bagi ribuan pembaca di negara kerajaan itu.
Di negara yang didominasi pria, Jabarti menjadi pemimpin redaksi suratkabar utama berbahasa Inggris Saudi Gazette.
Ia akan menggantikan pemimpin redaksi sebelumnya, yang juga mentornya, Khaled Al Maeena. Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan Minggu di situs koran itu, Al Maeena mengatakan bahwa ia ingin melihat seorang wanita Saudi menjadi pemimpin redaksi, yang selama ini didominasi pria.
“Ini adalah bidang yang didominasi pria, seperti banyak media lain di dunia. Ada banyak tantangan, tapi ada alasan untuk diatasi. Ini hanyalah permulaan”
Menurutnya, bukan lantaran alasan jender, melainkan faktor prestasi yang membuat Somayya meraih peluang itu.
Pengangkatannya mendapatkan pujian di jejaring media sosial. Meski semua ini tergantung pada paundangan publik yg lebih luas di negara konservatif ini. Apalagi para pemimpin agama melarang wanita berkendara serta berbagai aturan pembatasan lain.
Menurut wartawan Saudi, Essam Al Thalib kepada CNN, Somayya adalah wanita sangat berkualitas. Namun semuanya tergantung reaksi masyarakat. “Tantangan terbesar yang dihadapinya adalah diterima di lingkungan wartawan yang didominasi pria,” tegas Al Thalib.
Somayya sendiri tidak merasa gentar atas kenyataan ini. “Ini adalah bidang yang didominasi pria, seperti banyak media lain di dunia. Ada banyak tantangan, tapi ada alasan untuk diatasi. Ini hanyalah permulaan,” tegas Somayya.
Ia memulai karirnya di jurnalis pada 2003 sebagai wartawan dan penerjemah untuk Arab News, yang kala itu dipimpin Al Maeena. Lalu ia akhirnya diangkat sebagai wakil pemimpin redaksi di suratkabar itu pada 2011 sebelum bergabung dengan Saudi Gazette bersama Al Maeena.(cnn/meidia)