JAKARTA (Possore.id)- Pidato Presiden Prabowo Subianto yang menekankan dukungan RI terhadap solusi dua negara (konflik Palestina-Israel) dalam KTT Penyelesaian Damai Masalah Palestina di New York, AS, Senin (22-23/9/2025) mendapat sorotan sejumlah media asing.
Prabowo juga mengutuk kekerasan yang terjadi di Gaza, serta mengajak dunia untuk mengakui kedaulatan negara Palestina. Lalu bagaimana tanggapan dari dalam negeri?
Berdasarkan pemantauan asisten AI di platform X — GROK — melalui pencarian web dan X (sebelumnya Twitter), kritik atau kecaman dari dalam negeri (Indonesia) terhadap usulan solusi dua negara ini di media arus utama tidak terlalu masif atau dominan.
Sebagian besar liputan justru positif, memuji konsistensi posisi Indonesia yang pro-Palestina sejak era Soekarno, dan melihatnya sebagai diplomasi tegas yang membanggakan.
Namun, ada suara kritik yang cukup terdengar di kalangan netizen dan aktivis di platform X, terutama dari kelompok yang mendukung kemerdekaan Palestina penuh (one-state solution atau pembebasan total tanpa pembagian wilayah).
Mereka menilai solusi dua negara sebagai “kompromi yang menguntungkan Israel” atau “penyimpangan dari UUD 1945 yang anti-penjajahan”, karena Israel dianggap sebagai penjajah yang tak layak diakui.
Kritik ini muncul sejak pidato disiarkan, tapi jumlahnya terbatas (sekitar 10-20 post relevan dalam 24 jam terakhir, dengan engagement rendah hingga sedang).
Berikut ringkasan kritik yang dihimpun, beserta sumber jelas (dari post X, karena di web lebih banyak dukungan).
Ini yang representatif dan paling vokal, Alasan utama: Solusi dua negara dianggap gagal historis (contoh: India-Pakistan atau konflik lain), memberi legitimasi pada Israel sebagai penjajah, dan bertentangan dengan aspirasi Palestina untuk kemerdekaan utuh.
Beberapa bilang ini “emergency exit” atau “narasi menyesatkan” dari Barat. Namun volumenya tidak “cukup banyak” secara keseluruhan (lebih banyak dukungan di X dan web), tapi terfokus di komunitas pro-Palestina.
Kutipan Singkat
1. Solusi dua negara tak diinginkan warga Palestina; Prabowo seharusnya tak janji akui Israel, karena Israel pembunuh berdarah dingin. Akun @liaasister (Post ID: 1970305104768336047) 23 Sep 2025; Likes: 47.
Reposts: 13. “Padahal warga Palestina ingin sepenuhnya merdeka, bukan solusi dua negara… ngapain juga ngakui negara pembunuh berdarah dingin ”
2. Solusi dua negara bukan solusi, seperti India-Pakistan; Prabowo menyimpang dari UUD 1945, Israel tak bisa diakui sebagai perampas tanah. Akun @rwyndo90 (Post ID: 1970436214697410867) 23 Sep 2025; Likes: 8,
Reposts: 1 “Lihat India Pakistan… Solusi 2 negara bkn solusi. Prabowo sudah menyimpang dr UUD 1945. Israel perampas tanah org tidak bisa diakui.”
3. Two-state solution hanyalah “emergency exit” mirip Jokowi; tak ada pengakuan Israel selama menjajah Palestina. Akun @yunaidi_indra (Post ID: 1970441659319230619) 23 Sep 2025; Likes: 0
“Pidato Prabowo rada mirip dengan Soekarno… Two state solution adalah ’emergency exit’.”
4. Syarat akui Israel tetap arah ke two-state, bukan solusi; Prabowo seharusnya akui Palestina saja tanpa iming-iming. Akun @snowflakemlet (Post ID: 1970450654482338110) 23 Sep 2025; Likes: 3
“Mau pake syarat mau tanpa syarat ya arahnya tetep aja ke Two-state solutions dan itu bukan solusi… Arahnya dia tetap ke Two-state solutions.”
5. Pasca genosida, two-state hanya perbesar agenda Greater Israel; Prabowo terjebak pendekatan militer. Akun @raisalkh (Post ID: 1970361350007464162) 23 Sep 2025; Likes: 2
“Pasca genosida… two state solution hanya akan memperbesar peluang mereka menegakkan agenda greater Israel.”
6. Penawaran two-state semu; narasi menyesatkan dari penjajah ke terjajah, bukan negosiasi setara. Akun @AbiramaLunaa (Post ID: 1970433439083221235), 23 Sep 2025; Likes: 0
“Penawaran damai dan two state solutions… cuma sebuah narasi yang menyesatkan… tawaran dari penjajah kepada yang terjajah.”
7. Malu atas nama Indonesia; tak ada two-state, hanya akui kemerdekaan Palestina penuh. Akun @Caramello771 (Post ID: 1970357627147427983), 23 Sep 2025; Likes: 0
“Kami sangat malu… Tidak ada 2 States Solution Kami hanya Mengakui Kemerdekaan Palestina “. (lia)